Maret 12, 2025 18:05

Rahasia Dibalik Jumlah Yang Sedikit
February 13, 2025

Penulis :

Marjuki, S.Pd
Unit/jenjang SMAIT

RAHASIA DIBALIK JUMLAH YANG SEDIKIT

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Ikhwah fillah rahimakumullah, kita sejak kecil tentu sering mendengar pepatah “ sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Dengan semangat inilah kemudian kita selalu optimis menatap masa depan, bahkan ketika kondisi kita berada di bawah, terpinggirkan dan terasa kaberuntungan tidak berpihak kepada kita.

Alquran sebagai panduan utama muslimin, ternyata juga sering menyampikan kata”sedikit” ini dengan redaksi “قليل”. Setidaknya pada tiga tempat di surat yang berbeda Al quran menyebut kata ini.

Pertama : Surat Saba’ ayat 13

Dalam surat ini Allah memuji hamba-Nya yang banyak bersyukur dengan firmannya “ وقليل من عبادي الشكور” dan sedikit dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersukur. Di sini kita melihat bahwa kata sedikit disematkan kepada orang yang memiliki kualitas syukur melebihi yang lain. Artinya kata sedikit ini memiliki kualitas yang sangat besar dengan dijadikannya predikat bagi hamba terbaik. 

Kedua  : Surat Al Kahfi ayat 22

Dalam Surat Al Kahfi, kata qolil disebutkan dalam pembahasan berapa jumlah ashabul kahfi, setelah sebelumnya disebutkan perkataan orang banyak yang berspekulasi menebak jumlah mereka itu. Dan quran menyatakan itu dengan redaksi “رجما بالغيب” yakni tebakan yang tidak berdasarkan ilmu. Kemudian diterangkan pada ayat berikutnya yakni قُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ” “” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada yang mengetahui (jumlah) mereka kecuali sedikit.

Kata sedikit dalam ayat ini digunakan sebagai predikat bagi orang/golongan yang nemiliki pengetahuan sehingga mereka tidak berbuat tanpa ilmu.

Ketiga  : Surat Shod ayat 24

Pada surat ini kata qolil digunakan untuk menyebutkan karakteristik orang yang beriman dan sholih dalam tataran sosial dengan firman-Nya “وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْخُلَطَاۤءِ لَيَبْغِيْ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَقَلِيْلٌ مَّا هُمْۗ”, “Sesungguhnya banyak di antara orang-orang yang berserikat itu benar-benar saling merugikan satu sama lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan sedikit sekali mereka itu.”

Allah menjelaskan bahwa pada sebuah organisasi, kelompok atau komunitas sosial tentunya rawan terjadi kedzoliman kecuali komunitas yang isinya adalah orang beriman lagi sholih. Sayangnya, yang beriman dan sholih itu sedikit sekali jumlahnya.

Dari tiga ayat ini saja kita dapati bahwa penyebutan kata qolil dibandingkan dengan sekian banyak hal positif dan memiliki keutamaan. Lalu bagaimana mungkin kita beranggapan bahwa yang sedikit itu memiliki konotasi negative disaat quran sendiri menggunakannya untuk sekian banyak sifat keutamaan.

 

Setelah belajar terkait penggunaan kata qolil dalam quran. Mari kita beranjak kepada apa makna besar dibalik yang sedikit ini ? setidaknya ada 3 pengajaran yang kita dapatkan dengan adanya hal sedikit .

Pertama: Tadarruj/Tahapan

Kita tahu bahwa quran diturunkan tidak dengan sekali waktu me;lainkan secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit sampai hati manusia mantap dan siap menerima quran secara keseluruhan. Tahapan ini juga yang dijarakan islam dengan istilah tadarruj tasyri’ atau tahapan dan pensyariatan. Salah satunya adalah terkait haramnya khamr, riba dan masih banyak lagi. Dan inilah yang patut menjadi renungan untuk kita pada masa ini dimana kita disuguhkan segala hal yang instan. Sehingga kita lupa bahwa ada hikmah besar dibalik sebuah proses dan tahapan.

Kedua : Nasrullah/Pertolongan Allah

Hal ini terlihat ketika muslimin pertama kali melakukan perang besar yakni perang badar dimana jumlah pasukan musuh tiga kali jumlah pasukan islam. Belum lagi saat itu adalah waktu kali pertama perintah puasa ramadhan, yang jika dihitung dengan matematika logika tentunya kekahalahn kerugian pasti dialami oleh muslimin, namun Allah berkehendak lain, disaat kondisi itu rasulullah dan muslimin menyandarkan semuanya kepada Allah sehingga kemenangan dapat diraih dan pertolongan Allah hadir di saat yang tepat. Sebagaimana disebutkan dalam ayat :

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ

(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut.”

Hal berbeda terlihat ketika quran mengisahkan perang hunain dimana pasukan muslimin sangat banyak sehingga muslimin merasa aman dari kekalahan, justru disitulah Allah memberikan pengajaran berharga bahwa jumlah banyak itu tidak dapat memnberikan manfaat sedikitpun sebagaimana ayat :

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ وَّيَوْمَ حُنَيْنٍۙ اِذْ اَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْـًٔا وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ 

Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu (orang-orang mukmin) di medan peperangan yang banyak dan pada hari (perang) Hunain ketika banyaknya jumlahmu menakjubkanmu (sehingga membuatmu lengah). Maka, jumlah kamu yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu kemudian kamu lari berbalik ke belakang (bercerai-berai).

Ketiga : Tawakal Yang Hakiki

Dibalik jumlah sedikit itu ternyata tersimpan kemuliaan tawakal yang hakiki dimana tidak ada daya dan kekuatan dari makhluk di sisi Tuhannya. Sehingga mau tidak mau, terpaksa ataupun sukarela akan mengandalkan kekuatan Allah sebagai satu-satunya yang maha mampu dalam segala hal. Dan disitulah kemudian akan lahir haqqut tawakkul atau tawakal yang hakiki dan saat itu anugerah dan rahmat Allah akan turun sebagai balasan terbaik dari-Nya.

Wallahu A’lam Bishowab

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

March 6, 2025

Populer