Bagaimana sikap seorang muslim muslimah dalam menghadapi sakit
Pertanyaan:
Assalmualaikum ustadz, ketika seorang muslim muslimah diberi sakit oleh Allah U bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan? Mohon penjelasannya.
Jawaban:
Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Penanya yang dirahmati Allah U di dalam roda kehidupan dunia senantiasa berputar antara; suka dengan duka, kaya dengan miskin, dan sehat dengan sakit. Sesehat apapun manusia pada saatnya ia akan mengalami sakit, dan sekuat apapun manusia pada saatnya tenta akan merasakan sakit pula. Bagi seorang muslim dan muslimah sakit yang dideritanya sebenarnya merupakan kenikmatan yangmemiliki keutamaan dan akan membawa banyak kebaikan kepadanya, jika disikapi dengan bijak. Agar sakit yang dialami oleh seorang muslim dan muslimah mendatangkan pahala dan kebaikan-kebaikan yang lainnya, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika sakit dating, antara lain:
1. Bersabar
Bentuk sabra terhadap sakit yang diderita adalah dengan tidak berkeluh kesah kepada manusia serta tidak berburuk sangka kepada Allah U . Allah U berfirman;
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
“ Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. QS. At-Taghabun:11
Tidak berburuk sangka kepada Allah U ketika sakit merupakan salah satu amalan yang utama. Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Ubadah bin Shamit t, ia berkata:
أَنَّ رَجُلًا أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: “إِيمَانٌ بِاللَّهِ، وَتَصْدِيقٌ بِهِ، وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِهِ”. قَالَ: أُرِيدُ أهونَ مِنْ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: “لَا تَتَّهِمِ اللَّهَ فِي شَيْءٍ، قَضَى لَكَ بِهِ
“Sesungguhnya pernah ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw., lalu bertanya, “Amal apakah yang paling utama?” Rasulullah Saw. menjawab: Iman kepada Allah, membenarkan-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Lelaki itu bertanya lagi, “Aku bermaksud hal yang lebih ringan daripada semuanya itu, wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw. menjawab: Janganlah kamu berburuk prasangka kepada Allah terhadap sesuatu yang telah ditetapkan-Nya atas dirimu”.HR. Ahmad. Hadits ini derajatnya Hasan li Ghairihi menurut Syaikh Al Albani.
2. Berupaya untuk mencari kesembuhan
Meskipun sakit merupakan kenikmatan bagi seorang muslim muslimah, namun seorang muslim tetap dituntut untuk berobat mencari kesembuhan. Hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah r dalam hadits yang diriwayatkan dari Usamah bin Syarik t, bahwa Rasulullah r bersabda:
تَدَاوَوْا عِبَادَ اللَّهِ ، فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ مَعَهُ شِفَاءً ، إِلَّا الْهَرَمَ “
“Berobatlah, (wahai) para hamba Allah U. Karena sesungguhnya Allah U tidak menurunkan suatu penyakit melainkan Dia menurunkan bersama dengan penyakit (tersebut) obatnya, kecuali kematian dan tua”. HR Ahmad.
Dalam berobat mencari kesembuhan seorang muslim muslimah tetap harus tetap harus memilih pengobatan-pengobatan yang tidak diharamkan oleh syariat Islam. Diriwayatkan dari Ummu Salamah rodhiyallahu ‘anha ia berkata, Rasulullah r bersabda:
إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِيْمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ
“Sesungguhnya Allah U tidaklah menjadikan obat untuk penyakit kalian dalam benda yang diharamkan untuk kalian”. (HR. Bukhari secara Muallaq, 7/110).
Sehingga sabar terhadap sakit bukan berarti tidak berobat dari sakit. Namun bersabar dari sakit adalah tidak berkeluh kesah kepada manusia terhadap sakit yang diderita dan tidak berburuk sangka kepada Allah U, dengan tetap berupaya untuk mencari kesembuhan terhadap penyakitnya.
3. Berdoa kepada Allah U
Seorang yang sakit dianjurkan berdoa kepada Allah U agar Allah U memberikan kesembuhan kepadanya. Terutama dengan mengamalkan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah r yang dianjurkan untuk dibaca ketika sedang sakit. Diriwayatkan dari Utsman bin Abil Ash Ats-Tsaqafi t, ia berkata;
قَدِمْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِي وَجَعٌ قَدْ كَادَ يَبْطُلُنِي ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” اجْعَلْ يَدَكَ الْيُمْنَى عَلَيْهِ ” ، وَقُلْ : بِسْمِ اللَّهِ ، أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ ، وَقُدْرَتِهِ ، مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ سَبْعَ مَرَّاتٍ، فَقُلْتُ ذلِكَ فَشَفَانِيَ اللهُ.
“Aku pernah mendatangi Nabi r ketika aku sedang menderita penyakit yang hamper menjadikanku berputus asa (untuk mencari kesembuhan). Maka Nabi r bersabda kepadaku, “Letakkanlah tangan kananmu pada (bagian yang sakit tersebut) dan bacalah,
بِسْمِ اللَّهِ ، أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ ، وَقُدْرَتِهِ ، مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
(Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kemuliaan Allah U dan kekuasaan-Nya dari kejahatan yang aku dapatkan dan yang aku takuti), sebanyak tujuh kali”.
lalu aku membacanya, maka Allah U memberikan kesembuhan kepadaku. HR. Muslim.
Adapun di antara keutamaan seorang muslim dan muslimah yang sedang ditimpa sakit adalah:
1. Sebagai sarana penghapus dosa
Setiap penyakit yang menimpa seorang muslim muslimah akan menjadi penghapus dosa-dosanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah t, ia berkata;
ذُكِرَتِ الْحُمَى عِنْدَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَبَّهَا رَجَلٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبَّهَا فَإِنَّهَا تَنْفِي الذُّنُوْبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ. “(Pernah) disebutkan (tentang) demam di sisi Rasulullah, lalu ada seseorang yang mencelanya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Janganlah engkau mencelanya. Karena sesungguhnya demam dapat menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api dapat menghilangkan karat (yang ada pada) besi.” (HR. Ibnu Majah: 3469. Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله dalam Shahih Ibni Majah Juz 8 : 2793.)
Meskipun sakit yang dirasakan adalah sakit yang sangat ringan –seperti; hanya sekedar tertusuk duri,- maka tetap akan menjadi penghapus dosa. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dari Rasulullah r bersabda; ”Tidak ada sesuatu pun yang menimpa seorang muslim baik berupa; kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, gangguan, kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya dengannya.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 5 : 5318, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 4 : 2572. )
2. Sebagai sarana mendapatkan pahala sabar
Ketika seorang muslim muslimah sakit dan ia mampu bersabar dengan tidak berkeluh kesah kepada manusia terhadap sakit yang dideritanya, maka ia akan mendapatkan pahala sabar. Sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib t ia berkata, Rasulullah r bersabda;
عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ “
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin (karena) seluruh urusannya adalah baik. Dan yang demikian itu tidak (terjadi), kecuali bagi seorang mukmin. Jika dikaruniai kesenangan ia bersyukur, dan hal itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, dan hal itu baik baginya.” (HR. Muslim Juz 4 : 2999)
3. Sebagai sarana mensyukuri nikmat sehat
Kesehatan yang demikian berharga terkadang akan baru terasa ketika seorang telah jatuh sakit. Padahal banyak manusia yang diberikan karunia kesehatan, namun mereka tertipu dengan menyia-nyiakan kesehatan tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi r bersabda;
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu padanya, (yaitu); nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari No : 6049)
Dengan adanya sakit hendaknya menjadi renungan bagi seorang muslim muslimah tentang betapa berhargnya nikmat kesehatan. Sehingga ketika nantinya ia telah diberikan kesembuhan oleh Allah U, maka ia akan benar-benar mengoptimalkan waktu sehat dengan melakukan berbagai amalan kebaikan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma ia berkata, Rasulullah r bersabda;
اِغْتَنَمَ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغَلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum (datangnya) lima perkara; (masa) mudamu sebelum datang (masa) tuamu, (masa) sehatmu sebelum datang (masa) sakitmu, (masa) kayamu sebelum datang (masa) kefakiranmu, (masa) luangmu sebelum datang (masa) sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Hakim Juz 4 : 7846. Hadis ini dishahihkan oleh Syikh Al-Albani رحمه الله dalam Shahihul Jami’ : 1077)
4. Sebagai sarana untuk bertaubat
Dosa yang dilakukan oleh manusia akan mendatangkan keburukan dan musibah bagi pelakunya. Dosa dapat menyebabkan seorang terlilit hutang. Sebagaimana Muhammad bin Sirin Rahimahullahu pernah berkata;
إِنِّيْ لَأَعْرِفُ الذَّنْبَ الَّذِيْ حَمَلَ بِهِ عَلَيَّ الدَّيْنَ
“Sesungguhnya aku mengetahui (dampak) dosaku (dahulu), yang menyebabkanku (sekarang) terlilit hutang.” (Shifatush Shafwah, 3/246)
Sehingga ada kemungkinan bahwa sakit yang dirasakan sekarang merupakan buah dari dosa yang dahulu pernah dilakukan. Maka ketika sakit merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak bertaubat kepada Allah U, agar Allah U mengampuni semua dosa-dosa kita. Allah U berfirman;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةٗ نَّصُوحًا
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)…” QS At- Tahrim 8.
5. Sebagai penyemangat agar berbekal untuk kehidupan setelah kematian
Sakit merupakan salah satu pertanda dekatnya ajal kematian. Dengan adanya sakit hendaknya seorang muslim muslimah sadar bahwa kematiannya pasti akan datang. Sehingga dengan demikian, sakit akan menjadi penyemangat baginya untuk segera berbekal dengan memperbanyak melakukan kebaikan sebelum ajal kematiannya datang. Allah U berfirman;
وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
” And spend a portion of what We have given you before death comes to one of you; then he said: “O my Rabb, why do You not suspend my (death) until the near future, which causes me to be able to give alms and I am among the pious?” QS Al-Munafiqun:10
Finally, we ask Allah you to grant us health, with which we can do various good deeds. And we also ask Allah you to forgive all our sins and put us into His Heaven. Wallahu a’lam bishowab.