Mata pelajaran informatika mempunyai tantangan tersendiri dalam pelaksanaannya. Mata pelajaran yang tergolong tidak familiar karena berkaitan dengan teknologi yang tidak banyak dikuasai peserta didik serta banyak istilah-istilah baru yang asing, mempunyai tantangan tersendiri dalam proses pembelajarannya.
Situasi yang dihadapi saat pembelajaran Informatika di kelas adalah keragaman kemampuan peserta didik dalam sebuah kelas yang heterogen. Karena model pembelajaran yang tidak memperhatikan kebutuhan dan kemampuan seluruh peserta didik, peserta didik dengan kemampuan tinggi merasa cepat bosan dalam pembelajaran. Sehingga tidak bergairah karena mereka mampu menyelesaikan dan menguasai tujuan pembelajaran dengan lebih cepat dari pada teman-teman lainnya di dalam kelas.
Sedangkan peserta didik dengan kemampuan belajar di bawah rata-rata mengalami kesulitan untuk mengejar ketertinggalan mereka dengan teman-temannya di kelas. Hanya peserta didik reguler yang terakomodasi kebutuhannya dalam belajar karena kemampuan mereka ada di tengah-tengah teman-temannya dan jumlah mereka lebih mendominasi kelas.
Hal ini berdampak pada hasil belajar peserta didik yang menunjukkan perbedaan kemampuan tersebut. Dalam asesmen diagnostik didapatkan capaian ketuntasan hasil belajar peserta didik kesulitan belajar sebanyak 0%, peserta didik regular sebanyak 50%, dan peserta didik kemampuan tinggi sebanyak 80%. Disini nampak bahwa hasil belajar kelompok peserta didik kesulitan belajar masih rendah.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, wawancara dan kajian literatur tentang penyebab masalah, akar masalah, dan solusi, diangkatlah model pembelajaran Project Based Learning terdiferensiasi.
Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik pembelajaran ini adalah menerapkan model Project Based Learning terdiferensiasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan kemampuan yang beragam pada materi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penulis dalam hal ini menjadi fasilitator dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, dan menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Praktik Baik pada pembelajaran ini perlu untuk dibagikan karena selain menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, pembelajaran ini juga menggunakan strategi pendekatan pembelajaran terdiferensiasi. Menurut Khristiani (2021), pembelajaran terdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi karakteristik peserta didik (kesiapan, minat, kemampuan, dan gaya belajar) sehingga peserta didik berkembang sesuai potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Pembelajaran terdiferensiasi memiliki empat komponen. Komponen proses dan produk dipilih untuk diintervensi dalam pembelajaran ini.