Indonesia merupakan negara yang unik, terletak di antara dua benua yakni Benua Asia dan Benua Australia, serta terletak di antara dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia dilalui sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik dan berada di pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik sehingga menyebabkan Indonesia banyak dikelilingi gunung api dan dikenal dengan sebutan negara yang dikelilingi gunung api (ring of fire). Kondisi ini berdampak pada intensitas bencana alam di Indonesia tergolong tinggi seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, tanah longsor dan sebagainya.
Bencana (disaster) merupakan fenomena yang terjadi karena adanya pemicu, ancaman dan kerentanan, sehingga menimbulkan terjadinya resiko (Sugiharto, 2021). Sebagaimana kondisi geografis Indonesia yang rawan akan bencana, penting bagi setiap masyarakat untuk bersiap menghadapi bencana alam, baik berupa upaya pencegahan (preventif) atau mitigasi (mitigation). Pencegahan bencana (preventif) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan) ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. Mitigasi bencana (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk mengatasi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Sebagai upaya dalam mengantisipasi bencana, penting bagi kita untuk mengambil langkah – langkah yang tepat. Salah satunya adalah mempersiapkan Tas Siaga Bencana (TAB). Tas siaga bencana atau Emergency Preparedness Kit merupakan tas yang berisi barang-barang kebutuhan rumah tangga penting, yang telah dipersiapkan untuk keadaan darurat. Tas ini bisa menjadi antisipasi ketika bencana terjadi. Jadi, kita hanya perlu membawa tas ini saja dan tidak perlu panik lagi mengumpulkan barang-barang penting. Umumnya, tas siaga bencana yang digunakan harus terbuat dari bahan anti air dan cukup kuat menahan beban yang akan dibawa.
Ketika tinggal di asrama, kadang barang – barang penting seperti dokumen pribadi diabaikan keberadaanya. Padahal, ketika terjadi bencana dokumen tersebut dapat membantu kita saat identifikasi.
Dalam situasi darurat terkadang kita lebih mementingkan keselamatan diri dan orang terdekat. Karena itu sering kita lupa membawa barang – barang penting yang dapat membantu kita dalam kondisi darurat. Dalam keadaan seperti ini, penting bagi kita terutama para santri menyiapkan tas siaga bencana. Berikut beberapa manfaat jika kita memiliki tas siaga bencana, yakni; 1) Kesiapan dalam keadaan darurat. Tas siaga darurat dapat mempersingkat waktu dalam proses evakuasi. 2) Mobilitas dan portabilitas. Tas siaga darurat dirancang untuk mudah dan ringan dibawa. 3) Penyediaan sumber daya esensial. Di dalam tas siaga darurat berisi keperluan untuk bertahan hidup minimal untuk 3 hari.
Setiap tas siaga darurat dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan pribadi dan kondisi lingkungan. Namun ada beberapa items yang harus ada didalam tas siaga darurat, yakni; makanan dan air, obat-obatan umum dan pribadi, pakaian dan alat perlindungan, sumber cahaya seperti senter atau korek api, alat komunikasi, dokumen penting (Copy KTP, KK, Foto keluarga dan Note berisi nomor telepon keluarga yang bisa dihubungi). Peralatan yang didalam tas tersebut akan membantu kita pada saat proses evakuasi ketika terjadi bencana, dan pada saat kita tinggal di tempat tinggal sementara atau pengungsian.
Setelah mengetahui tujuan, manfaat dan isi tas siaga bencana, langkah selanjutnya adalah metode mitigasi bencana ini bisa diterapkan di asrama atau pondok pesantren agar dapat meminimalisir resiko ketika bencana terjadi. Bukan hanya tentang kesiapan kita dalam menghadapi bencana dengan mengutamakan keselamatan tapi juga bagaimana kita bisa bertahan saat situasi darurat. Sosialisasi terkait hal tersebut, pihak pondok bisa bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya mempersiapkan tas siaga bencana. Seperti di Jepang, lebih dari 50% warganya sudah mempersiapkan tas siaga bencana, mengingat Jepang juga rawan akan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan angin topan. Terbukti tas ini dapat memudahkan saat proses evakuasi dan identifikasi korban pada saat bencana terjadi.
Bencana alam ataupun bencana karena faktor lain tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Namun sebagai manusia yang berTuhan kita wajib untuk mempersiapkan diri. Sebagaimana dalam Al Qur’an surat Al-Hadid ayat 22-23: “Tiada suatu musibah yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuz) sebelum kami menciptakannya, Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(kami menjelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu, Allah tidak suka orang yang sombong lagi membanggakan diri”. Oleh karenanya kita tidak boleh hanya berpasrah diri namun, bisa memulai dengan hal – hal baik untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana.
Sumber :
Sugiharto, Sigid. 2021. “Geografi”. Nur Hidayah Press
https://bnpb.go.id/storage/app/media/uploads/migration/pubs/470.pdf. Diakses tanggal 4 Desember 2023
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-suluttenggomalut/baca-artikel/16164/Siap-Sedia-dengan-Tas-Siaga-Bencana.html. Diakses tanggal 4 Desember 2023
https://muhammadiyah.or.id/bagaimana-al-quran-dan-al-hadits-menyebut-bencana-bag-1/. Diakses tanggal 5 Desember 2023