TIPS ISTIQOMAH DALAM KEBAIKAN
Ust. ABD MALIK HAQQUL MUBIN, S.Si
Mengamalkan kebaikan menjadi karakter utama yang melekat dalam pribadi setiap mukmin. Berbuat baik bukan semata-mata hanya melaksanakan perintah agama, akan tetapi berbuat kebaikan atas dasar mencari keridhoan Sang Maha Pemurah. Kebaikan yang murni dan tidak terkontaminasi hal-hal yang menghilangkan nilai kebermanfaatan kebaikan tersebut. Terlebih lagi nilai ibadah yang tercemar dengan unsur riya’, sum’ah dan menganggap diri paling bagus dalam berbuat kebaikan. Mukmin yang sholih akan menjadikan setiap langkah dan aktivitasn senantiasa mengandung kebaikan.
Namun dalam pelaksanaan kebaikan tersebut sering kali ditemukan hambatan yang mengganggu, bahkan bisa sampai menggagalkan kebaikan itu terlaksana. Hambatan atau gangguan itu bisa datang dari dalam maupun dari luar pribadi seorang mukmin. Oleh karena itu berikut tips yang bisa dilakukan supaya kebaikan dapat dikerjakan dengan istiqomah.
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Menurut Wahbah Az Zuhaili (dalam kitab tafsir Al-Munir, hal 223) yang dimaksud dengan istiqomah dalam ayat tersebut adalah kekal dalam pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan tidak pernah berpaling dalam mengakui Tuhan selain Allah SWT, konsisten menaati perintah-Nya, beramal karena Dia, menjauhi maksiat hingga akhir hayatnya.
Berikut tips yang dapat dilakukan agar dapat istiqomah dalam berbuat kebaikan:
1. Luruskan Niat dan Tujuan
Dalam sebuah hadits disampaikan bahwa niat adalah pondasi utama dalam ibadah. Kebaikan seseorang bisa dicatat walaupun masih sekedar niat, sedangkan niat buruk tidak Allah hitung selagi belum terlaksana. Setiap amalan apapun, terdapat niatnya masing-masing. Niat ini yang menentukan kemana dan untuk apa ibadah kita sebenarnya. Seperti yang disampaikan dalam hadits berikut,
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HR Bukhari dan Muslim)
2. Memaknai Kalimat Syahadat
Kalimat syahadat adalah ikrar penentu keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Kalimat syahadat ini yang membuat kita menjadi seorang muslim dan tidak. Ada banyak sekali cerita para sahabat terdahulu bahwa mereka berani untuk mati dan disiksa demi mengikrarkan kalimat syahadat.
Contohnya adalah seperti yang dialami oleh keluarga sahabat bernama Ammar bin Yasir. Ia rela dicambuk hingga tersiksa fisiknya dan meninggal dunia demi mempertahankan kalimat syahadat.
Jika sudah benar-benar memaknai kalimat ini, sepertinya tidak akan ada lagi hal yang paling penting di dunia selain dari ketaqwaan kepada Allah. Dengan kalimat ini, mereka bisa istiqomah bahkan sampai dengan akhir hayatnya.
3. Membaca dan Memahami serta Mengamalkan Al-Qur’an
Sebagai petunjuk umat Islam, Al-Quran juga memberikan kita keteguhan dan motivasi untuk beribadah. Membaca dan memahami Al-Quran membuat kita semakin yakin kepada kebenaran Islam, eksistensi Allah SWT, dan tentunya segala kebenaran di alam semesta. Keteguhan hati akan terwujud bagi orang yang benar-benar memahami dan memaknai Al-Quran. Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran, surat An-Nahl: 102.
“Katakanlah: Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
4. Berkumpul dan Bergaul dengan Orang-Orang Shalih.
Kita tentu pernah mendengar bahwa dengan siapa kita bergaul maka itulah siapa diri kita nantinya. Seseorang yang berteman dengan seorang pandai besi, akan mendapati badan atau pakaian kita hangus terbakar, atau mendapat bau yang kurang sedap. Bergaul dengan penjual parfum, mungkin kita akan kedapatan baunya. Untuk itu, dengan siapa kita bergaul maka kita akan terpengaruh olehnya.
Berteman dan bergaul dengan orang-orang shalih bisa melalui majelis ilmu, pengajian, atau mencari lewat teman-teman yang baik di sekitar kita. Semoga, Allah mempermudah jalan kita menemukan orang-orang seperti itu dalam hidup
5. Beroda dan Memohon Keteguhan Hati
Dalam hidup ini, Allah lah yang membolak-balikan hati manusia. Ia yang mengetahui segala apa yang ada dalam hati kita. Untuk itu, berdoa dan senantiasalah memohon kepada Allah SWT agar kita benar-benar bisa diberikan kekuatan untuk istiqomah di jalan-Nya. Seperti doa yang ada dalam hadits riwayat Thirmidzi berikut, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” Selain itu juga ada doa untuk meraih keberkahan dalam hidup, agar hidup kita penuh ketenangan dan kemantapan dalam menjalankan perintah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yahumairah, Z. (2021). Istiqamah Dalam Al-Qur’an (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).
2. Ely, L. (2022). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembiasaan Ibadah Sunnah di MA Hidayatul Mubtadiin Dayamurni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat (Doctoral Dissertation, Uin Raden Intan Lampung).
3. Kamalia, A. (2023). Pertemanan Beracun (Tocix Friendship): Studi Hadis tematik tentang Pertemanan (Doctoral dissertation, UIN kiai haji achmad siddiq jember).
4. Ariadi, P. (2019). Kesehatan mental dalam perspektif Islam. Syifa’MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 3(2), 118-127.
5. https://www.dompetdhuafa.org/cara-agar-istiqomah/