September 20, 2024 06:58

Keberkahan dalam menuntut ilmu di Pesantren
December 8, 2023

Penulis :

Habib Ismawanto, S.Ud
Unit/jenjang SMAIT

KEBERKAHAN DALAM MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

Pondok pesantren merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga dan mengembangkan tradisi keilmuan dan keislaman. Pesantren menjadi benteng yang melindungi anak-anak muslim dari berbagai pengaruh negatif dunia luar. Ia menjadi pondasi krusial dalam membentuk karakter dan jiwa seorang muslim yang ideal, baik secara aqidah, akhlak, keilmuan, keterampilan, dan lain sebagainya. Sehingga ketika seseorang lulus dari pondok, diharapkan bekal yang ia peroleh selama menempuh pendidikan di pondok, dapat bermanfaat baik bagi dirinya secara pribadi maupun bagi orang lain.

            Menempuh pendidikan di pondok berarti harus siap untuk mejadi pribadi yang mandiri, karena ia harus rela jauh dari rumah, jauh dari keluarga, dan jauh dari kenyamanan-kenyamanan yang ia peroleh selama di rumah. Apalagi di zaman sekarang yang merupakan eranya internet, media sosial, game, dan lain sebagainya.

            Namun jika seseorang mau, rela, dan berani untuk memutuskan diri dengan menempuh pendidikan di pondok, bersiap untuk bersusah payah dalam proses menuntut ilmu, serta rela meninggalkan kenyamanan yang didapat di rumah, maka ia termasuk orang pilihan, manusia istimewa yang dicintai oleh Allah. Sebagaimana dalam hadis Nabi disebutkan:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Artinya: “Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka ia akan difahamkan dalam masalah agama” (HR. Bukhori Muslim).

            Orangtua pun harus ikhlas dan justru harus bergembira dan mendukung jika anaknya mau belajar di pondok. Karena keikhlasan dan dukungan dari orangtua juga sangat besar peranannya dalam keberhasilan seorang santri dalam menuntut ilmu di pondok.

            Selain itu yang tidak kalah penting adalah seorang santri harus memperhatikan hal-hal berikut ini agar ilmu yang dipelajari selama di pondok, berkah dan manfaat. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Az Zarnuji di dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum beliau menyebutkan enam syarat agar seorang penuntut ilmu berhasil memperoleh apa yang menjadi tujuannya yaitu mendapat ilmu, serta agar ilmu tersebut berkah. Hal ini terangkum dalam dua bait syair dari ‘Ali bin Abi Thalib:

اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ – سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

ذُكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ – وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Ingatlah, engkau tidak akan sukses meraih ilmu, kecuali dengan enam (hal) * saya akan menjelaskan seluruhnya secara gamblang.

(1) Cerdas (berakal); (2) Antusias; (3) Sabar (gigih dan tabah); (4) Biaya (sarana-prasarana) * (5) Bimbingan guru; (6) Waktu yang lama.

1.      Kecerdasan (ذُكاَءٍ)

Dalam bait syair yang cukup populer ini disebutkan syarat pertama seseorang dalam menuntut ilmu adalah kecerdasan. Kecerdasan ini mencakup akal, akhlak, dan emosi, di mana kecerdasan akhlak lebih diutamakan agar ilmu dapat diserap atau dipahami dengan baik.

2.      Bersungguh-sungguh  (حِرْصٍ)

Yang kedua adalah antusias atau bersungguh-sungguh  yakni dengan memiliki tekad kuat tak gampang putus asa dalam menimba ilmu.

3.      Sabar (اصْطِباَرٍ)

Yang ketiga adalah bersabar dalam menjalani proses menuntut ilmu dengan tegar menghadapi cobaan dan gangguan yang ada. Hal ini tidak hanya berlaku bagi santri tetapi juga bagi orangtua juga harus bersabar atas proses yang dijalani oleh sang anak

4.      Biaya (بُلْغَةٍ)

Kemudian syarat keempat adalah harus siap mengeluarkan modal atau biaya. Kita perlu menyadari bahwa setiap perjuangan pasti ada pengorbanan termasuk mencari ilmu. Jangan berharap ilmu yang berkualitas dan bermanfaat, jika kita tidak mau berkorban dengan mengeluarkan biaya untuk kebutuhan ilmu yang sedang kita cari.

5.      Bimbingan guru (إِرْشَادِ أُسْتَاذٍ)

Syarat yang kelima adalah mengikuti bimbingan dan petunjuk guru. Hal ini artinya kita tidak boleh belajar tanpa guru, khususnya belajar agama. Dalam mempelajari sesuatu kita harus mencari seseorang yang memang sesuai dengan bidang keahliannya. Silsilah atau asal usul ilmu dari guru juga penting untuk diperhatikan karena jika kita belajar pada orang yang tak memiliki silsilah atau sanad, kita akan mendapatkan ilmu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya. Dengan ilmu yang benar, guru akan memberikan bimbingan serta koreksi jika kita melakukan suatu kesalahan.

6.      Waktu yang lama (طُوْلِ زَمَانٍ)

Selanjutnya, syarat seseorang dalam menuntut ilmu adalah harus menempuh waktu yang lama. Tidak instan, tidak ‘simsalabim’, tidak tiba-tiba alim dengan belajar hanya dalam waktu singkat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa menuntut ilmu itu adalah kewajiban yang harus dilakukan seseorang dari lahir kedunia sampai meninggal dunia, mencari ilmu tidak memandang batasan usia, melainkan seumur hidup :

أُطْلُب الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya: “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat” (HR. Muslim)

Itulah beberapa syarat yang harus ditempuh agar seorang santri berhasil dalam proses menunut ilmu di pondok serta agar ilmu yang diperoleh berkah dan manfaat. Karena belajar atau menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban sekaligus ibadah yang harus dilakukan seseorang dengan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tidak gampang usaha dalam mencari ilmu, namun tidak boleh pula patah semangat untuk mendapatkannya. Imam Syafi’i berpesan untuk kita semua: ”Jika Kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah dan dimudahkan dalam segala urusan kita, Amin.

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

September 19, 2024

Populer