Latar Belakang
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, seharusnya kemampuan profesional guru harus perlu ditingkatkan dan dikembangkan khususnya guru disekolah dasar. Cara mengajar guru sangatlah berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya suatu keberhasilan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. Pada saat ini bahasa indonesia di tingkat SD/MI.
Salah satu aspek terpenting dalam upaya merevitalisasi sistem pendidikan adalah meningkatkan standar pengajaran. Pemerintah telah berupaya meningkatkan standar pendidikan dan terus melakukannya di bawah arahan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan. Tindakan yang dilakukan terlihat dari revisi kurikulum yang telah dilaksanakan dan program persiapan guru yang ditawarkan. Salah satu komponen penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara aktif dan berkualitas adalah memiliki guru yang memiliki sifat tersebut. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi petagogis, kepribadian, sosial, dan profesional yang tersirat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Widiantari, 2013) .
Pada saat ini pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI sederajat masih di dominasi oleh guru yang mana hal itu mempengaruhi hasil belajar siswa dan keberhasilan selama pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa menjadi pasif dan lebih dominan menggunakan Bahasa daerah dalam berkomunikasi, serta siswa lebih memilih bermain daripada belajar saat pelajaran kosong. Hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia perlu adanya suatu metode yang digunakan oleh guru (Widiantari,dkk 2013).
Sejalan dengan adanya permasalahan di atas, guru hendaknya mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif, salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sesuai digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah model pelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa bagi para siswa. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang efektif dan menarik bagi siswa agar mereka dapat mencapai keberhasilan belajar yang optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Team Games Tournament (TGT). Model pembelajaran ini menggabungkan kompetisi tim dengan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Artikel ini akan menganalisis penerapan model pembelajaran TGT terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI sederajat. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan bagian penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut.
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan. Model ini menggabungkan kompetisi tim dengan pembelajaran kooperatif, yang dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar mereka. Dalam model TGT, siswa bekerja dalam tim kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mereka berpartisipasi dalam diskusi kelompok, saling membantu dalam pemahaman materi, dan mengasah kemampuan berpikir kritis.
Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, penerapan model TGT dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep, keterampilan berbahasa, penguasaan kosakata, dan kemampuan berkomunikasi secara verbal dan tulis. Model ini menciptakan suasana kompetitif yang sehat dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Dengan demikian, latar belakang dari judul tersebut adalah pentingnya menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI sederajat untuk meningkatkan keberhasilan dan hasil belajar siswa.
Pembahasan
Pengertian model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut (Slavin, 2010:8) dalam (Fauziyah & Anugraheni,2020) yaitu merupakan suatu model pembelajaran dengan cara melakukan pertandingan permainan antar tim atau antar anggota kelompok. Pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards pada tahun 1995. Sedangkan model pembelajaran TGT menurut (Hermawan, 2020:468) yaitu dengan cara membentuk kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan dalam akademik, gender atau jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Adapun Keunggulan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) adalah sebagai berikut: a. Dalam kelas kooperatif, siswa dapat berinteraksi secara bebas dan mengemukakan pendapatnya. b. Meningkatkan rasa percaya diri siswa. c. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain berkurang. d.Motivasi belajar siswa meningkat. e. Pemahaman lebih mendalam tentang pokok bahasan sistem peredaran darah manusia. F. Meningkatkan kebaikan, kepekaan, dan toleransi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. G. Siswa bebas mempelajari mata pelajaran dan mewujudkan seluruh potensinya. Selain itu, ketika siswa dan guru bekerja sama, interaksi pembelajaran di kelas menjadi tidak membosankan dan lebih hidup. Adapun kekurangan dari TGT (Cooperative Learning Team Game Tournament) adalah sebagai berikut: a. Tidak semua siswa sering berpartisipasi dalam memberikan masukan pada saat kegiatan pembelajaran. b.Kurangnya waktu untuk proses pembelajaran. c. Potensi terjadinya kekacauan jika guru tidak mampu mengendalikan kelas (Sutrisna, 2017).
Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SD adalah sebagai berikut:
1. Pembagian Siswa ke dalam Tim: Siswa dibagi menjadi tim kecil yang terdiri dari 4-5 anggota. Setiap tim terdiri dari siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam untuk mendorong kerjasama dan saling membantu antar siswa.
2. Penjelasan Materi: Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari. Penjelasan dapat berupa pengenalan kosakata baru, aturan tata bahasa, atau konsep-konsep penting dalam Bahasa Indonesia.
3. Diskusi Kelompok: Setiap tim melakukan diskusi kelompok untuk membahas materi yang telah dipelajari. Diskusi ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa tentang materi dan memastikan bahwa setiap anggota tim memahami dengan baik.
4. Pertandingan Tim: Setelah diskusi kelompok, dilakukan pertandingan tim. Pertandingan ini dapat berupa kuis, permainan kosa kata, atau aktivitas lain yang melibatkan semua anggota tim. Pertandingan ini bertujuan untuk menguji pemahaman siswa tentang materi dan meningkatkan motivasi belajar.
5. Penilaian dan Umpan Balik: Setelah pertandingan, guru memberikan penilaian dan umpan balik kepada setiap tim. Penilaian dapat berupa poin yang diperoleh selama pertandingan atau penilaian individu terhadap kontribusi setiap anggota tim. Umpan balik ini membantu siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
6. Refleksi dan Perbaikan: Setelah penilaian dan umpan balik, dilakukan refleksi bersama sebagai kelas. Siswa berdiskusi tentang apa yang telah dipelajari, kesulitan yang dihadapi, dan cara untuk memperbaiki pemahaman mereka. Refleksi ini membantu siswa untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.
Keberhasilan dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Keberhasilan dan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan hasil belajar siswa adalah penerapan penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, penilaian formatif membantu dalam mengetahui sejauh mana bahan pelajaran dikuasai oleh siswa dan memperkirakan hasil penilaian sumatif. Dengan mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran, guru dapat membuat keputusan apakah materi pembelajaran perlu diulang atau tidak. Jika perlu diulang, guru juga dapat merencanakan strategi pembelajaran yang tepat. Bagi siswa, penilaian formatif memberikan umpan balik yang berguna dalam mengetahui tingkat pemahaman mereka terhadap bahan pelajaran, butir-butir soal yang sudah dikuasai, dan butir-butir soal yang belum dikuasai. Hal ini membantu siswa dalam mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari kembali secara individual.
Selain itu, penerapan metode pembelajaran yang sesuai juga dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai juga dapat meningkatkan keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Misalnya, penggunaan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran dengan lebih baik Media gambar dapat memvisualisasikan konsep-konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat lebih mudah memahaminya.
Penting juga untuk mencatat bahwa motivasi siswa juga memainkan peran penting dalam keberhasilan dan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Motivasi siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti metode pembelajaran yang menarik, lingkungan pembelajaran yang kondusif, dan dukungan dari guru dan orang tua.
Dalam kesimpulan, keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan melalui penerapan penilaian formatif dan penilaian sumatif, penggunaan metode pembelajaran yang sesuai seperti metode drill, penggunaan media pembelajaran yang tepat, dan motivasi siswa yang tinggi. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, diharapkan siswa dapat mencapai keberhasilan dan hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penerapan model pembelajaran TGT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI sederajat dapat memberikan dampak positif terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa. Beberapa keuntungan dari penerapan model TGT adalah:
1. Meningkatkan motivasi belajar: Melalui permainan kompetitif dalam kelompok, siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar. Mereka akan merasakan kegembiraan dan semangat dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Meningkatkan interaksi sosial: Dalam model TGT, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini akan mengembangkan keterampilan sosial mereka, seperti kerjasama, komunikasi, dan saling mendukung antar anggota kelompok.
3. Meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi: Melalui permainan yang dirancang dengan baik, siswa akan secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka akan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk mencapai pemahaman yang lebih baik terhadap materi pelajaran. Hal ini akan meningkatkan penguasaan materi mereka.
4. Meningkatkan kepercayaan diri: Ketika siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran dalam permainan, mereka akan merasa lebih percaya diri dengan kemampuan mereka. Hal ini akan memotivasi mereka untuk terus belajar dan mencapai keberhasilan yang lebih besar.
Analisis
Tahap analisis data studi literatur pada model pembelajaran TGT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SD dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber literatur yang relevan. Berikut adalah tahapan analisis data studi literatur yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi Tujuan Penelitian: Tahap pertama adalah mengidentifikasi tujuan penelitian yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini dapat berkaitan dengan keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran TGT di jenjang SD.
2. Pencarian Sumber Literatur: Selanjutnya, lakukan pencarian sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian. Sumber literatur dapat berupa jurnal ilmiah, artikel, buku, atau tesis yang membahas tentang penerapan model pembelajaran TGT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SD.
3. Seleksi Sumber Literatur: Setelah melakukan pencarian, lakukan seleksi terhadap sumber-sumber literatur yang paling relevan dengan tujuan penelitian. Pilih sumber-sumber literatur yang memiliki metodologi penelitian yang kuat dan hasil yang dapat mendukung analisis penelitian.
4. Analisis Data: Setelah mendapatkan sumber-sumber literatur yang relevan, lakukan analisis terhadap data yang ada. Identifikasi temuan-temuan penting yang berkaitan dengan keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran TGT di jenjang SD. Perhatikan juga metodologi penelitian yang digunakan dalam sumber-sumber literatur tersebut.
5. Interpretasi Hasil: Setelah melakukan analisis data, interpretasikan hasil yang telah ditemukan. Identifikasi pola atau temuan yang muncul secara konsisten dari sumber-sumber literatur yang telah dianalisis. Jelaskan bagaimana penerapan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SD.
6. Kesimpulan: Berdasarkan analisis data studi literatur yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan yang menggambarkan temuan-temuan penting yang berkaitan dengan keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran TGT di jenjang SD.
Tahap-tahap di atas dapat membantu dalam melakukan analisis data studi literatur pada model pembelajaran TGT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SD. Namun, perlu diingat bahwa analisis data yang lebih mendalam dan penelitian empiris yang melibatkan observasi dan pengumpulan data langsung dari siswa dan guru juga diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak penerapan model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa di jenjang SD.
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) memiliki dampak positif terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD/MI sederajat. Melalui permainan kompetitif dalam kelompok, siswa dapat meningkatkan motivasi belajar, interaksi sosial, pemahaman materi, dan kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, disarankan agar guru-guru di tingkat SD/MI mempertimbangkan penggunaan model TGT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guna mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
Daftar Referensi
Fauziyah, N. E. H., & Anugraheni, I. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 850–860. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.459
Ni Md Ayu Widiantari, Kt Pudjawan, I. G. N. J. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Keterampilan Berbicara Kelas IV SDN 2 Tihingan. Jurnal Pendidikan Indonesia. https://ejournal.undiksha.ac.id
Sutrisna, G. N. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Dengan Media Kartu Kata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Journal of Education Action Research, 1(2), 160. https://doi.org/10.23887/jear.v1i2.12048