Desember 5, 2024 03:32

Berdakwah Ke Thaif
December 16, 2023

Penulis :

Winarti
Unit/jenjang Amal Usaha

perusakan kertas perjanjian pemboikotan yang ditempelkan di dinding Ka’bah. Kedua, ia memberikan perlindungan saat kaum Quraisy berusaha mengusir dan mengganggu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga  Keutamaan Para Sahabat yang Ikut Perang Badar
Jasa al-Muth’im ini selalu diingat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sehingga seusai mengalahkan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badr, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda perihal para tawanan:

لَوْ كَانَ الْمُطْعِمُ بْنُ عَدِيٍّ حَيًّا ثُمَّ كَلَّمَنِي فِي هَؤُلَاءِ النَّتْنَى لَتَرَكْتُهُمْ لَهُ

Seandainya al-Muth’im bin Adiy masih hidup, lalu dia mengajakku berbicara tentang para korban yang mati ini (maksudnya, meminta beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membebaskan mereka, Pen.), maka tentu aku serahkan mereka kepadanya.[6]

Pelajaran dari Kisah Diatas

Prioritas dakwah Rasulullah terhadap tokoh kabilah Tsaqif di Thaif kala itu merupakan bukti pentingnya menyampaikan dakwah kepada para tokoh panutan manusia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikap sabar menghadapi perlakuan buruk para penentangnya. Meskipun mendapatkan perlakuan buruk, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendoakan kepada Allah agar menurunkan siksa kepada mereka. Namun sebaliknya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan agar mereka mendapatkan hidayah, dan Allah Azza wa Jalla memperkenankan doa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Perjumpaan jin dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di lembah Nakhlah merupakan bukti, bahwa jin itu ada dan mereka itu juga mukallaf .[7] Di antara jin ada yang beriman, dan ada juga yang kafir.
Berimannya sekelompok jin tersebut merupakan hiburan bagi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , setelah mendapatkan perlakuan buruk dari penduduk Thaif.
Dalam kisah rihlah (perjalanan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Thaif dan penderitaan yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam alami terdapat pelajaran bagi para da’i. Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggung derita, maka begitu juga para da’i. Oleh karena itu, pada da’i wajib mempersiapkan diri, karena dakwah merupakan jalan para nabi dan orang-orang shalih. Juga dikarenakan tuntutan hikmah Allah Azza wa Jalla bahwa din ini tidak akan dimenangkan kecuali dengan amalan dan usaha keras manusia.
Sumber:  As-Sîratun-Nabawiyatu fi Dhau-il Mashâdiril ash Liyyah, karya Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad
Referensi : https://almanhaj.or.id/2218-berdakwah-ke-thaif.html

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 4, 2024

Populer