Setiap orang menghabiskan sebagian besar waktunya dari pagi hingga malam untuk bekerja guna untuk mencukupi kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari. Akibatnya tubuh kurang bergerak, kurang berolahraga, ini merupakan kebiasaan yang dapat membuat kesehatan menjadi buruk, yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Kebiasaan buruk lainnya adalah sering mengkonsumsi fast food dan kurang makan-makanan yang bernutrisi. Wawasan menurut Lamani (2020: 39) menyebutkan bahwa, pangan sehat dan bergizi baik untuk tubuh manusia yaitu sebagai sumber tenaga, sumber pembangun dan sumber pengatur. Sumber atau zat tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan pangan, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan mineral. Kandungan nutrisi pada makanan yang Anda konsumsi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh, terutama untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dalam kajian Setiawan (2020: 19), dokter spesialis kedokteran olahraga, PhD. Michael Triangto dari Sp.KO menyarankan pekerja yang bekerja dari rumah untuk memperhatikan aktivitas fisik. Dokter Terapi Senam Sehat Slim + di Kebon Jeruk, Jakarta Barat mengungkapkan, jika pekerja tidak lagi harus berolahraga dengan intensitas atau intensitas yang sama seperti semula, maka akan banyak risiko kesehatan atau di luar rumah. Dampak negatif dari orang yang jarang berolahraga yaitu: atrofi atau atrofi otot, otot yang tidak digunakan dalam waktu lama dapat menjadi keriput. Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Namun, jika kontraksi otot mulai mengganggu pergerakan tubuh saat memulai aktivitas sehari-hari, semua orang harus waspada. Mudah sakit, karena tidak berolahraga atau tidak ada latihan fisik dalam waktu lama yang juga akan membuat seseorang lebih rentan terserang penyakit. Melakukan senam atau senam fisik dapat menyehatkan tubuh sehingga meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh, badan kaku dan lemas, tidak lagi melakukan senam fisik seperti semula, dan juga dapat membuat badan terasa perih atau perih. Ini terjadi karena otot atau persendian yang tidak bergerak terasa kaku. Selain itu, mengingat olah raga yang tepat dapat menambah energi, kurang olah raga juga dapat membuat tubuh terasa lemas. Bosan dengan perubahan suasana hati, olahraga atau latihan fisik akan melepaskan endorfin dan oksitosin manusia, yang dapat menyebabkan efek kebahagiaan, kegembiraan atau kebahagiaan. Jika Anda kurang aktivitas fisik saat bekerja dari rumah, Anda tidak akan bisa mendapatkan informasi ini. Akhirnya, perubahan suasana hati itu membosankan. Kesulitan dalam tidur Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa bekerja di rumah dapat mengalami kesulitan untuk tidur. Alasannya adalah tubuh mereka tidak terlalu terpengaruh oleh kelelahan, dan kelelahan biasanya disebabkan oleh pekerjaan di rumah atau di kantor.
Memiliki tubuh yang sehat adalah dambaan setiap orang. Orang yang sehat akan memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efektif karena memiliki kesehatan yang cukup untuk menunjang aktivitas
inti dan aktivitas sehari-hari lainnya. Menurut Herdinata (2020: 50-51), fitnes merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dan olah raga yang dilakukan di tempat olah raga, rumah atau tempat lain. Pada saat yang sama, tubuh adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tubuh. Kebugaran jasmani merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas atau bentuk aktivitas yang menyehatkan tubuh manusia. Semakin baik kondisi fisik seseorang, semakin kuat tubuh atau sistem imunnya. Kesehatan yang baik itu baik untuk kita, termasuk:
1) Hindari penyakit. Ada beberapa penyakit yang meningkatkan risiko sakit bagi orang yang fisiknya lemah. Dengan kata lain, orang dengan kebugaran jasmani yang baik memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit tertentu. Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang paling rentan bagi orang dengan kebugaran jasmani rendah.
2) Mengurangi kandungan lemak berbahaya di dalam tubuh. Akibat asupan lemak jenuh atau makanan tinggi kolesterol, biasanya kandungan lemak jahat dalam tubuh manusia meningkat. Orang dengan kadar lemak berbahaya terlarut dalam darah tinggi berisiko besar menderita berbagai masalah kesehatan.
3) Mengurangi resiko kanker. Orang dengan kebugaran fisik lebih tinggi juga memiliki risiko lebih rendah terkena kanker. Setiap orang berisiko terkena kanker, tetapi risiko ini dapat dikurangi melalui aktivitas fisik dan olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
4) Meningkatkan mood dan kekuatan energi. Orang yang dalam keadaan sehat biasanya memiliki kondisi emosi atau psikologis yang baik. Melakukan latihan fisik ringan untuk menjaga kesehatan tubuh mungkin merupakan cara terbaik untuk menjaga kestabilan emosi. Selain itu, orang dengan kondisi fisik yang baik atau kebugaran jasmani yang tinggi biasanya juga memiliki kekuatan otot dan energi yang baik. Selain faktor latihan; asupan nutrisi dan waktu istirahat yang cukup juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Jika setiap orang rajin berolahraga maka setiap orang dapat memiliki tubuh yang sehat, karena olahraga merupakan sarana untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hidup (Gayman, et. al., 2017). Olah raga dan kesehatan tidak dapat dipisahkan, Sejarah olah raga menunjukkan bahwa olah raga dan kesehatan memiliki hubungan yang erat dan saling terkait. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa senam merupakan obat yang dapat menunjang kehidupan dan kesehatan manusia (Wibowo, 2019). Menurut Mirhan (2016), olahraga merupakan pilar penting dalam kehidupan manusia. Dengan cara demikian, olahraga tidak hanya merupakan kegiatan yang hanya berfokus pada faktor fisik saja, tetapi juga dapat melatih sikap dan mental seseorang untuk menjadi lebih baik. Kebanyakan orang tidak menyadari pentingnya hidup sehat dan sehat sehingga banyak orang menderita berbagai penyakit. Dengan berolahraga secara teratur, menjaga asupan gizi dan menjaga istirahat yang baik, berbagai penyakit dapat dicegah, seperti diabetes, jantung, obesitas, dll, serta dapat meningkatkan kesehatan masyarakat (Majid, 2020). Rosdiani (2013) mengemukakan bahwa aktivitas fisik terbuka untuk semua orang berdasarkan kemampuan, kesempatan dan kesenangan yang dimilikinya, tidak ada kaitannya dengan hak sosial, status sosial, dan derajat, sehingga aktivitas fisik dapat dilakukan melalui berbagai faktor dalam masyarakat. . Beberapa manfaat yang didapat selama berolahraga adalah meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, menghilangkan stres, dan menurunkan kolesterol. Pandangan lain dari Hudson & Sprow (2020) percaya bahwa latihan fisik sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan berbagai penyakit kronis (termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes). Oleh karena itu, orang dengan tingkat latihan fisik yang lebih tinggi dapat mengurangi penyebab kematian dan meningkatkan kesehatan kita Standar hidup. Sistem imun harus dilakukan secara teratur, seperti jalan kaki, jogging, renang, angkat beban, latihan interval, dan bersepeda. Sedangkan olahraga ringan dapat dijadikan pilihan untuk menjaga kesehatan, antara lain jalan cepat, senam, renang, lari dan bersepeda (Pane, 2015).
Selama pandemi ini, bahkan saat sibuk belajar atau bekerja, kita harus berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari virus Covid-19. Keterasingan sosial dan bekerja dari rumah seringkali membuat orang menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Pandangan Doubleday, et. al. (2021) percaya bahwa kurangnya latihan fisik selama pandemi Covid-19 akan menyebabkan penurunan latihan fisik karena tinggal di rumah. Kebijakan stay-in-home, skorsing kelas, dan social distancing dinilai dapat mengurangi penyebaran Covid-19 yang tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah. Penurunan imunitas dan peningkatan obesitas akibat tekanan masyarakat semakin meningkat. sangat penting. Kegiatan olahraga luar ruangan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah untuk mencegah Covid-19.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem kekebalan dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Dalam Harahap (2014), olahraga teratur dapat meningkatkan respon imun, dan olahraga intensitas tinggi atau jangka panjang dapat menekan respon imun. Sebab, sistem kekebalan ini bisa bertahan selama 6 hingga 48 jam sehingga membuat orang lebih mudah terserang penyakit. Sistem imun merupakan sistem imun yang melindungi tubuh manusia dari benda asing seperti bakteri, bakteri, virus, dan racun. Agar stres sistem imun dapat bertahan dari pandemi ini dapat dilakukan melalui olahraga ringan (Saparuddin, 2020: 26).
The American College of Sports Medicine (2020) menjelaskan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kekebalan tubuh.Misalnya, aktivitas luar ruangan yang disarankan adalah berjalan kaki atau berlari di lingkungan sekitar, menggunakan taman lokal untuk aktivitas, bersepeda, berkebun dan berkebun, serta bermain game olahraga bersama. Dalam pandemi ini, latihan fisik melalui olah raga menjadi sangat penting. Meningkatkan kualitas dan kuantitas olah raga secara sistematis dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan produksi hormon dan kesehatan fisik. Kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas secara efektif dan efisien tanpa kelelahan yang berarti (Corbin, 2013). Latihan fisik melalui olah raga harus disesuaikan dengan usia, berat olah raga, dan jenis aktivitas. Olahraga yang dapat dilakukan selama pandemi ini adalah olahraga rekreasi dan rekreasi. Senam rekreasi tidak hanya dapat menghibur dan meningkatkan kesegaran jasmani, tetapi juga meningkatkan dan mengasah kemampuan motorik dan sensorik terutama pada anak usia dini (Yusuf, 2020: 130-131).
Bersepeda termasuk dalam kategori olah raga rekreasional, karena dilakukan di waktu senggang dengan tujuan agar pelaku dapat memperoleh kepuasan emosional, seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta kepuasan jasmani dan rohani, seperti menjaga kesehatan dan kesehatan jasmani. memperoleh status kesehatan secara keseluruhan (Hidayat, et. al., 2020). Menurut Munafisah (2019: 1) sepeda merupakan alat transportasi yang kakinya meluncur di jalan raya sehingga sangat ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan bakar yang dapat menimbulkan pencemaran udara, sehingga sepeda termasuk dalam sepeda. Moda transportasi yang ekonomis. Selain itu, sepeda merupakan sarana hiburan, petualangan dan kesehatan.
Saat pandemi, kebanyakan orang memilih bersepeda sebagai olahraga. Mulai dari anak-anak hingga lansia, tren bersepeda ini telah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Mereka menyukai olah raga ini karena bersepeda dapat menghilangkan rasa bosan, namun tetap menjaga jarak antar pesepeda lainnya (Ramdani, 2020). Menurut penelitian Pane (2015), bersepeda merupakan olahraga yang mudah dan menyenangkan yang berdampak pada kesehatan jantung serta dapat melatih otot-otot tubuh. Untuk menjaga tubuh tetap sehat, sehat dan langsing, sebaiknya latihan ini dilakukan minimal 30 menit.
Bersepeda merupakan jenis latihan fisik yang paling digemari karena siapapun bisa mengendarai sepeda, bahkan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas (Khuddus, 2020). Dalam penelitiannya ia mengemukakan bahwa fenomena sepeda merupakan moda transportasi yang sangat ramah lingkungan, yang sangat mudah digunakan oleh semua orang, kini banyak orang yang menggunakan sepeda dalam aktivitas sehari-hari. Jika tidak, bersepeda sama saja dengan berolahraga dan rekreasi. Olahraga ini merupakan olahraga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan berlalunya waktu, model sepeda sangat bervariasi dari zaman kuno hingga saat ini. Hal ini dikarenakan kreatifitas para ahli yang mampu membuat sepeda semakin digemari masyarakat.
Menurut penelitian Hidayat, et. al. (2020), bersepeda saat terjadi pandemi harus tetap mengikuti ketentuan kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak antar pesepeda lainnya. Selain untuk memperkuat daya tahan tubuh, bersepeda memiliki banyak manfaat, misalnya bisa jalan-jalan, menambah wawasan, berteman, bersilaturahmi, dan menyatukan kebahagiaan, bisa dijadikan terapi untuk menjaga kesehatan dan menghilangkan rasa bosan.
Orang Indonesia sering menggunakan sepeda sebagai gaya hidup sehat. Dari ketertarikan semua orang pada bersepeda, terbentuklah komunitas bersepeda, yang merupakan kumpulan orang-orang yang mengendarai sepeda. Komunitas yang didefinisikan secara sempit mengacu pada orang yang berada di wilayah geografis tertentu. Jika dijelaskan secara mendalam, definisi komunitas yang lebih luas membutuhkan tiga elemen lainnya. Pertama, komunitas dianggap kumpulan orang dengan struktur sosial tertentu. Kedua, adanya rasa memiliki dan antusiasme dalam masyarakat. Ketiga, kegiatan yang sedang berlangsung yaitu kegiatan non kerja, tetapi semuanya terjadi di wilayah geografis yang terpisah (Al Mushawwir & Sudrajat, 2019).
Komunitas bersepeda adalah kelompok yang didasarkan pada minat dan hobi yang sama. Untuk menunjukkan identitasnya kepada masyarakat, biasanya komunitas sepeda menggunakan atribut atau aksesoris tertentu yang melekat pada sepedanya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka berasal dari komunitas tertentu. Menjadi seorang pengendara sepeda tidak hanya sekedar menjadi seorang pengendara sepeda, tetapi telah menjadi gaya hidup yang mengatasnamakan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, komunitas sepeda dapat dikatakan terintegrasi menjadi satu kesatuan dengan harga dirinya (Septika, et. al., 2019).
Pada saat pandemi Covid-19, banyak komunitas sepeda baru bermunculan. Khusus bagi masyarakat di Kabupaten Tuban, bersepeda menjadi trend baru bagi masyarakat Tubans untuk melakukan aktivitas olahraga pada saat pandemi ini, sehingga banyak orang memanfaatkan waktunya untuk bersepeda bersama masyarakat atau keluarga. Bersepeda juga harus mengikuti bagian ini. Menurut intensitasnya, aktivitas fisik dibagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Aktivitas yang kuat yaitu aktivitas terus menerus selama minimal 10 menit hingga denyut nadi meningkat dari biasanya, seperti lari cepat, memompa, memanjat, dll. Untuk mendapatkan manfaat penguatan daya tahan tubuh dari olah raga, sebaiknya rencanakan olah raga secara teratur. Salah satu kriteria yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan prinsip FITT.
1) Frekuensi adalah seberapa sering Anda berolahraga, misalnya 3 hingga 5 minggu sehari.
2) Intensitas adalah seberapa keras Anda berolahraga dengan menentukan persentase denyut nadi maksimum (misalnya 60-80% DNM).
3) Type/Jenis adalah jenis olahraga yang Anda lakukan, seperti latihan kekuatan, senam aerobik, bersepeda dan yoga.
4) Time/Waktu adalah waktu Anda berolahraga, misalnya 30 hingga 60 menit. (Firmansyah, 2020: 32).
Berdasarkan komentar di atas, peneliti berharap dapat memahami bagaimana menggunakan prinsip FITT (Frekuensi, Intensitas, Jenis dan Waktu) untuk melakukan kegiatan bersepeda melalui komunitas bersepeda di Kabupaten Tuban, dan berharap dapat memahami bahwa tujuan masyarakat melakukan kegiatan bersepeda selama pandemi Covid-19 pada saat itu.