Pembelajaran berdeferensiasi adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang mengakui bahwa setiap anak itu unik memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam prosesnya  menekankan pada terwadahinya setiap kebutuhan, kemampuan, dan minat siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Bahasa sederhananya adalah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan cara dan gayanya masing-masing. 

Menurut saya, salah satu gambaran pembelajaran berdeferensiasi adalah seperti yang diceritakan dalam sebuah novel yang berjudul “Toto Chan Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi. Novel tersebut menceritakan tentang bagaimana sebuah lembaga pendidikan menfungsikan dirinya sebagai wadah untuk mengajar dan mendidik siswa dengan memperhatikan minat, bakat, dan karasteristik siswa denga model pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Kebermaknaan tersebut teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. salah satu cohtohnya adalah ketikan jam makan siang. Pada jam makan siang tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani saja tetapi terjadi proses pembiasaan life skill. Siswa membawa bekal setiap hari yang bekal tersebut harus memenuhi syarat ada sesuatu yang dari laut dan sesuatu dari gunung. hal tersebut tersirat pembelajaraan tentang kerseimbangan nutrisi, belum lagi sebelum makan siang berdo’a dan saling mendo’akan. Dari program tersebut mengandung pembelajaran yang bermakna dan berkelanjutan sampai mereka dewasa. Contoh lain ketika pembelajaran di kelas, siswa disajikan jadwal pelajaran, siswa diberikan kebebasan untuk memilih pelajaran mana yang akan dipelajari dulu sesuai minat dan bakatnya. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, sehingga cara belajar satu anak dengan anak yang lain berbeda-beda. Yang menjadi point penting adalah siswa menikmati belajarnnya. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdeferensiasi meliputi deferensiasi konten (gaya belajar), proses (kegiatan bervariasi), dan produk (hasil).