Adab, atau etika yang baik, diutamakan sebelum ilmu dalam ajaran Islam karena adab membentuk landasan moral yang kuat bagi individu dalam perolehan dan penggunaan ilmu pengetahuan. Sebelum seseorang dapat benar-benar memahami dan mengaplikasikan ilmu dengan baik, mereka perlu memiliki fondasi moral yang kokoh. Dalil-dalil dari Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW mendukung prinsip ini:
Pentingnya Akhlak yang Mulia: Dalam Islam, pentingnya memiliki akhlak yang mulia ditekankan secara berulang kali. Salah satu contoh adalah dalam surat Al-Qalam (68:4), Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada pada budi pekerti yang agung.”
Nabi Sebagai Teladan Etika: Nabi Muhammad SAW adalah contoh terbaik dalam hal adab dan moral. Hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim menggambarkan bahwa beliau adalah “Rahmatan lil ‘Alamin” atau “Rahmat bagi Semesta Alam.” Ini menunjukkan bahwa beliau membawa ajaran yang mencakup aspek moral dan etika yang mencakup seluruh umat manusia.
Ilmu Tanpa Adab adalah Berbahaya: Terdapat hadis yang mengingatkan tentang bahaya ilmu tanpa adab. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya di antara hal-hal pertama yang akan dihukum pada Hari Kiamat adalah seorang yang telah belajar ilmu pengetahuan dan mengajarkannya kepada orang lain, sedangkan dia telah menerima nikmat dari Allah dan dia menyembunyikan ilmu tersebut.” (HR. Bukhari)
Adab Membantu Memahami Ilmu dengan Baik: Adab yang baik membantu seseorang memahami dan mengaplikasikan ilmu dengan cara yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam Islam, ilmu yang bermanfaat adalah yang diperoleh dan diterapkan dengan adab yang baik.
Dari perspektif Islam, adab didahulukan sebelum ilmu karena adab membentuk karakter seseorang dan membimbing perilaku mereka dalam mencari, memperoleh, dan menggunakan ilmu pengetahuan. Dengan adab yang baik, seseorang akan menggunakan ilmu mereka dengan bijaksana, bertanggung jawab, dan untuk kebaikan bersama.