Desember 5, 2024 09:53

MENJAGA NAMA BAIK ANAK
March 30, 2024

Penulis :

MULYADI,S.Pd.I
Unit/jenjang YACT

MEMBERI DAN MENJAGA NAMA BAIK ANAK

“Sebagian dari kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarkan menulis mendidik, memberi nama yang baik dan menikahkannya apabila sudah baligh.”

(HR. Ibnu Hibban).

 

Berkaitan dengan pesan Rosulullah Saw tersebut  dalam tulisan kali ini saya akan menyampaikan dua point saja terkait kewajiban orang tua pada anakn ya yaitu memberi nama yang baik dan menjaga nama baik anak .

1.     Memberi nama yang baik pada anak

Dalam agama Islam  nama pada anak bukan sekedar sebuah identitas yang akan melekat pada diri seseorang sejak di tetapkan dengan proses walimatul Aqiqoh wa tasmiyah sampai dengan kematiannya. Namun  nama pada sorang anak memiliki makna sebagai doa dan harapan mulia dari orang tua, berharap anaknya  tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak  yang sholih, taat pada Allah dan rosulnya serta menyejukkan hati sebagaimana yang sering dipinta dalam doanya.

Pesan Rosulullah Saw diatas mengajarkan umatnya untuk menjadi orang tua yang baik dan bertanggung jawab salah satunya dengan memberi nama anak anaknya dengan nama yang baik. Rasulullah Saw  melarang para orang tua untuk menamai anak-anak mereka dengan nama-nama yang buruk  Dalam sebuah hadits Rosulullah Saw bersabda, “Janganlah kamu memberi nama dengan nama yang buruk, karena nama itu akan menjadi panggilan di akhirat.” (HR. Abu Dawud)
2. Menjaga nama baik Anak

Setelah memberi nama anak dengan nama  yang baik maka berikutnya adalah menjaga nama baik anak dengan tidak membuka atau menunjukkan aib anak kepada orang lain. Salah satu keindahan dalam Islam adalah anjuran untuk  menjaga kehormatan serta kemuliaan seorang muslim. Maka Islam melarang umatnya membuka aib saudara sesama muslim. Larangan ini berlaku secara umum, termasuk menyebarkan aib anak sendiri. Rosulullah Saw Bersabda : “Siapa yang menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat. Dan, siapa mengumbar aib saudaranya sesama Muslim maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (HR Ibnu Majah).

Pesan Rosulullah  Saw tersebut di atas  sangat jelas. Jangan membuka aib orang lain termasuk pada anak sendiri. Orangtua harus berusaha menjaga nama baik anak dengan tidak membuka aibnya . Membuka aib anak akan membuat anak menjadi malu dan minder.

Dalam jangka panjang, anak bisa menjadi tertekan. Perilaku orang tua yang senang mengumbar aib anak sangat kontradiktif dengan proses pareting. Apalagi ketika perbuatan itu dilakukan di depan anak-anaknya. Mereka merasa dipermalukan di depan teman-teman atau saudara-saudaranya. Di sinilah pentingnya  orangtua pandai menyimpan dan menutup aib anak-anaknya.

Menurut Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi, kesalahan yang banyak dilakukan orangtua tanpa mereka sadari adalah al-Istihar atau suka mengumbar aib anak. Banyak orang tua yang disengaja atau tidak sengaja  mengumbar aib anak di depan orang lain.

Terkadang maksud orangtua sekedar bercanda. Misalnya menceritakan tentang kondisi anaknya yang masih suka ngompol padahal sudah gede, anak yang suka rewel dan ngambek, anak yang gampang nangis, malas mandi, dan lain sebagainya. Meski bercanda, namun ini hal itu bisa  menyakitkan bagi anak.

Rosulullah Saw Bersabfda : “Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin. Janganlah menjelekkan mereka. Jangan mencari-cari kekurangan mereka. Barangsiapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barangsiapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya” (HR. Tirmidzi no. 2032, Ibnu Hibban no. 5763).

Semoga kita dijauhkan dari sifat sifat yang dapat melukai perasaan dan kehormatan anak anak kita, Aamin. Allahu A’lam Bishowab

 

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 4, 2024

Populer