September 20, 2024 07:01

MENGELOLA MARAH
May 16, 2024

Penulis :

MULYADI,S.Pd.I
Unit/jenjang YACT

“Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga”

Secara umum, marah adalah hal tercela. Nabi saw mengarahkan umat muslim agar mampu mengendalikan kemarahan. Nasihat berulang yang beliau saw berikan kepada seorang lelaki yang datang adalah “la taghdhab”, jangan marah.

Seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, ‘Wahai Rasulullah, berikan saya wasiat.’ Maka Nabi saw bersabda, ‘Jangan engkau marah, jangan engkau marah'” (HR. Bukhari).

Di hadist Riwayat At Tabrani Nabi saw juga menasehatkan “ jaganlah marah maka bagi mu surga” Hadist tersebut memberikan pesan bahwa adanya pahala yang besar bagi orang yang mampu menahan amarahnya, yaitu surganya Allah Swt. Yang nikmat didalamnya belum pernah dilihat oleh mata , belum pernah didengar oleh telinga atau terbesit didalam hati manusia karena begitu istimewanya nikmat yang ada di surga.

Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi menulis makalah berjudul ‘Isyruna Khatha-an Tarbawiyan Nartakibuha Ma’a Abna-ina (20 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak). Isinya duapuluh poin kesalahan yang umum dilakukan orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Menurut Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi, kesalahan pertama yang banyak dijumpai pada orangtua adalah al-ghadhab atau marah.

Secara akademik diketahui, bahwa marah membawa banyak kerugian dan menimbulkan bahaya, jika diterapkan dalam parenting. Dalam buku “ Bahagia mendidik, mendidik bahagia” Bu Ida S widayanti menjelaskan tentang dampak buruk yang dialami anak akaibat kemarahan orang tua , Bu Ida menceritakan Ada seorang ibu yang meneliti perkembangan saraf otak anak yang diasuhnya. Sehingga dia menempatkan beberapa kabel dikepala yang tersambung dengan layer computer.  Saat sang anak dalam buaian dengan respon yang positif maka dilayar computer menunjukkan bahawa saraf saraf otak anak bertumbuh, bersamaan dg penelitian itu tanpa sengaja sang anak kakinya menendang kabel yang menjulur dari anggota badannya ke layar computer dengan nada tinggi sang ibu bilang “oh tidak” dan dilayar computer menunjukkan beberapa sel saraf yang terbentuk menjadi memerah dan putus.

Dari kisah tersebut  dapat kita ketahui bahwa dengan nada tinggi saja sel saraf otak anak bisa putus apalgi misal dengan ucapan ucapan yang keras dan penuh ancaman tentu akan lebih berdampak negatif pada pertumbuhan seroang anak.

Dari sinilah pentingnya kita bagi orang tua untuk memiliki kecerdasan dalam mengelola emosi, “Ketika anak salah tegurlah , namun bersamaan itu hendaknya kasih sayang orang tua lebih besar dari rasa marah dan emosinya “ Semoga kita dimudahkan, Allahu ‘ Alam Bishowab

 

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

September 19, 2024

Populer