Desember 27, 2024 02:54

kalkulator Allah tidak pernah salah meski berbeda
June 13, 2024

Penulis :

SRIMIN DWI MARCELANI
Unit/jenjang SMAIT

kalkulator adalah alat bantu hitung yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. kalkulator sendiri memiliki berbagai macam jenis seperti kalkulatos secientific atau kalkulator akuntansi. namun, ada lagi kalkulator yang selalu digunakan dalam kehidupan yang hasilnya tak pernah terduga tetapi tak pernah salah, kalkulator tersebut adalah kalkulator Allah. 

kalkulator Allah dengan merek Rizqi tidak akan pernah salah meski hasilnya berbeda di setiap orang. sesuai dengan janji Allah bahwa setiap orang memiliki porsi rizqi masing-masing. seperti dalam surat Hud ayat 6 yang berbunyi

۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ 

artinya “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” 

meski setiap orang memiliki porsi rizqi masing-masing,  yang membedakan rizqi setiap orang adalah bagaimana usaha dalam meraih rizqi tersebut, seperti yang difirmankan Allah dalam surat An-Najm ayat 39-41 yang berbunyi

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ ۝٣ وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰىۖ ۝٤ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰىۙ ۝٤

artinya : “bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (39)bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),(40)kemudian dia akan diberi balasan atas (amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna,(41)”

jelas tertera dalam ayat 39″manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakan” jika kita hanya berleha-leha rizqi kita akan datang dengan apa adanya semisal hanya sekedar oksigen untuk bernafas atau makan makanan alakadarnya tanpa pertimbangan gizi dan rasa. ingat firman Allah 

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka”

Allah tidak akan merubah keadaan (rizqi) manusia sebelum manusia mengubah (kebiasaan) diri mereka. selain usaha untuk meraih rizqi, faktor yang membedakan rizqi menurut kalkulator Allah adalah rasa Syukur yang sudah jelas tercantum dalam firman-Nya

 لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ 

artinya : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

Allah sudah berjanji kepada orang yang bersyukur bahwa akan menambah rizqinya. satu lagi pembeda porsi rizqi setiap manusia adalah besar shodaqoh. jika secara logika shodaqoh mengurangi harta karena shodaqoh adalah memberikan sebagian rizqi kita kepada seseorang yang membutuhkan, namun kalkulator Allah menghasilkan perhitungan lain, yaitu semakin banyak bershodaqoh maka akan dilipat gandakan oleh Allah. seperti yang di firmankan dalam surat Al Baqarah ayat 261 yang berbunyi

ثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ۞

artinya :

“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui”

kesimpulan dari opini yang penulis tulis adalah kalkulator Allah yang merek Rizqi adalah tidak pernah salah meski hasilnya berbeda, karena indikator atau faktor yang memperngaruhi berbeda pada seiap orang seperti usaha meraih rizqi dan merubah diri dari kebiasaan buruk bermalas-malasan menjadi lebih  giat berusaha/bekerja, rasa syukur dan keikhlashan dalam bershodaqoh  setiap orang berbeda-beda maka ALlah memberikan porsi yang beda pula kepada hamba-Nya. 

hidup itu dijalani (dengan bersungguh-sungguh), dinikmati (segala proses/lika-liku yang mengarah kebaikan) dan disyukuri (segala Takdir yang telah dikehendaki oleh Allah)

 

wallahua’lam bish showwab

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 27, 2024

Populer