Desember 5, 2024 08:00

Psikoterapi Al Qur'an untuk Mengobati Kecemasan
June 14, 2024

Penulis :

Aulia Rahma Sumartha, S.Psi
Unit/jenjang SDIT

Ketentraman dan ketenangan hati sangat diharapkan bagi individu yang mengalami kecemasan, sebab jika seorang individu cemas dan merasa gelisah seringkali bingung dan tidak dapat berfikir.

Kecemasan akan menyebabkan orang bingung dan sebaliknya dengan ketenangan akan membuat orang dapat berkonsentrasi baik.Petunjuk tentang ketentraman dan ketenangan batin banyak diungkap oleh Al-Qur’an. Ungkapan Ali bin Abi Thalib yang termaktub dalam sebuah syair Jawa: tombo ati iku lima sakwarnane: (1) Maca Quran angen-angen sak maknane salah suwijine sopo biso ngelakoni insya Allah gusti Allah nyembadani. Artinya: psikoterapi hati itu ada lima macam: (1) Membaca Al-Qur’an sambil mencoba memahami, barang siapa mampu melaksanakan salah satu dari kelima psikoterapi tersebut maka Allah akan mengabulkan (permintaannya dengan menyembuhkan penyakit yang diderita). Syair tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan terapi yang pertama dan utama, membaca Al-Qur’an bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat penawar bagi orang yang sedang gelisah dan cemas jiwanya.

Penjelasan mekanisme terjadinya penurunan kecemasan sebagai akibat pengaruh Al-Qur’an, maka di kutip pendapat Fishbein dan Ajzen (1975) yang menyatakan bahwa pemberian informasi yang relevan terhadap target atau objek yang akan diubah, kemungkinan akan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan baik keyakinan, sikap maupun perilaku seseorang. Model ini secara komprehensif melibatkan unsur sikap, kepercayaan, dan perilaku.

Individu yang merespon naskah Al-Qur’an dalam diri individu, dibarengi dengan adanya pemahaman dan keyakinan terhadap Informasi yang dirujuk dari Al-Qur’an dapat menumbuhkan harapan adanya pertolongan Allah dalam mengatasi permasalahannya. individu akan semakin percaya diri terhadap kemampuannya sehingga dapat menumbuhkan motivasi positif dalam diri individu. Motivasi merupakan kekuatan pendorong bagi individu yang sedang cemas. Motivasi tersebut bersifat positif jika menguatkan/mendorong kinerja dan prestasi, tetapi dapat bersifat negatif jika menghambat dan melemahkan (Gunarso, 1989).

Ayat-ayat Al-Qur’an yang sumbernya dari Allah (sebagai tokoh kunci), maka kualitas informasi/argumentasinya tidak diragukan lagi, sebab realitas yang terkandung dalam Al-Qur’an al-Karim merupakan realitas yang menyakinkan (sesuai firman Allah dalam QS. Fushshilat, 41: 42), yang berasal dari Allah diturunkan untuk mengubah pikiran manusia, kecenderungannya, tingkah lakunya, dan memberi petunjuk kepada manusia (Najati, 1985). Penyampaian pesan isi Al-Qur’an kepada subjek penelitian yang diberikan lewat tayangan dan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan terjemahannya, merupakan pesan yang argumentative atau meyakinkan. Bila dilihat dari subjek yang sedang menghadapi masalah maka pesan isi kandungan ayat ayat Al-Qur’an sangat dibutuhkan subjek akan dianggap sangat penting dan sesuai dengan kebutuhan personal terutama saat menghadapi problem, sehingga informasi akan diproses.

Kehadiran Allah sang Pencipta Al-Qur’an juga sangat berpengaruh dalam menentukan perilaku subjek, termasuk perubahan kecemasan menjadi ketenangan (QS. Al-Fath 48: 4, QS. ar-Raa’d 13; 28), yang dapat menurunkan kecemasan individu dalam menghadapi problem. Dengan demikian maka motifasi yang diperoleh dari akibat membaca, mendengarkan Al-Qur’an atau berdo’a dengan segala keefektifannya mampu menimbulkan motivasi positif dalam kehidupan seseorang. Motivasi positif yang diperoleh dengan mempercayai isi Al-Qur’an akan menentramkan batin (Darajat, 1977).

Al-Qur’an mempunyai kekuatan spiritual yang luar biasa dan mempunyai pengaruh mendalam atas diri manusia. Di dalam Al-Qur’an banyak memuat ayat-ayat Qur’an tuntunan penyembuhkan penyakit manusia termasuk penurunan kecemasan. Tingkat efektifitas kemanjuran Al-Qur’an tergantung pula dari seberapa jauh tingkat sugesti keimanan individu. Sugesti yang dimaksud dapat diraih dengan mendengarkan dan membaca, memahami dan merenungkan,serta menerima dan melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an. Masing-masing tahapan perlakuan terhadap Al-Qur’an akan membawa individu ke alam yang dapat menenangkan dan menyejukkan jiwa (QS. al-Isra’:82). Berubahnya kondisi cemas menjadi tenang/tentram distimuli dengan Al-Qur’an akan dapat menurunkan kecemasan individu.

Membaca dan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an akan memiliki dampak positif, tidak hanya membebaskan manusia dari rasa kegelisahan dan kecemasan, bahkan hubungan rohaniah antara manusia dan Tuhannya selama proses membaca Al-Qur’an, memberi harapan, menguatkan kemauan, dan membekali kekuatan yang luar biasa sehingga memungkinkan manusia untuk dapat menghadapi segala permasalahan dan melaksanakan tugas dengan baik (Bastaman, 1995). Pengaruhnya bagi individu yang cemas dengan bacaan Al-Qur’an, adalah indiividu memiliki keyakinan akan pertolongan Allah, menumbuhkan harapan, serta memberikan motivasi dan sikap optimisme yang tinggi dan kepercayaan diri. Dari sikap optimisme ini akan menimbulkan keyakinan akan keberhasilan, keyakinan akan keberhasilan memudahkan segala sesuatu yang dikerjakan sehingga rasa cemas yang meliputi diri individu akan dapat berkurang.

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 4, 2024

Populer