Tadabburi Al-qur’an
(Sebab Anda salah jika meyakini bahwa hanya dengan “membaca Al-qur’an” semata, lantas Anda memnyangka akan mendapat petunjuk)
الحمد لله والسلاة والسلام على رسول الله, وبعد
الر ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ ﰀ إِنَّا أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﰁ (يوسف)
Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﱸ (البقرة)
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
عن ابن عباس في قوله : يتلونه حق تلاوته قال : يتبعونه حق اتباعه
Diriwayatkan dari ibnu abbas tentang makna firman-Nya: Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya. (Al-Baqarah: 121) Bahwa mereka mengikuti petunjuknya dengan ikut yang sesungguhnya. Yang dimaksud dengan talaha ialah ittaba’aha (yakni mengikutinya).
Al-qur’an adalah kalamuloh yang indah, penuh pesona dan sarat dengan hikmah, orang yang membacanya tidak akan pernah bosan meskipun dibaca berulang-ulang, membaca al-qur’an adalah dzikir yang paling agung, paling nikmat dan paling tinggi kedudukannya, dan paling berkesan bagi hati manusia.
Akan tetapi para ulama berkata bahwa segala sesuatu memiliki tuntutan sebagaimana segala sesuatu memiliki pantangan, terkadang seseorang memenuhi tuntutan tersebut di saat yang sama seseorang berbaur juga dalam dirinya amalan yang melanggar pantangannya, yang boleh jadi menghalangi ia untuk sampai pada maksud tersebut.
Mungkin juga seseorang membaca al-qur’an tapi justru melanggar perintah yang ada di dalamnya, atau seseorang melakukan larangan yang ada di dalam al-qur’an, sehingga dia tidak mendapati al-qur’an sebagai suatu kenikmatan (ketika dibaca), sebagian manusia terlalu banyak bermaksiat sehingga efeknya sama yaitu membaca al-qur’an tidak nikmat. Maka pantaslah bagi seseorang tersebut untuk segera bertaubat kepada Alloh, dan menyudahi perbuatan yang dibenci oleh Alloh SWT. Sepertihalnya seseorang pantas untuk bermujahadah dalam mencari kelezatan al-qur’an maka seperti itulah dia akan mendapatkan kelezatan tersebut, dan semakin seseorang malas mendapatkan kelezatan tersebut maka seperti itulah dia akan menjauhi al-qur’an, sebab sesiapapun yang bermujahadah terhadap dirinya maka Alloh akan memberi petunjuk baginya. Sebagaimana seseorang berjuang untuk mentadabburi Al-qur’an maka seperti itulah dia akan mendapati kekhusyu’an untuk mengambil manfa’at darinya, sebab asas dari tadabbur adalah khusyu’. Dan barang siapa diberi Alloh rizqi khusyu’ dalam membaca Al-qur’an maka dia akan mendapati kelezatan dalam membaca al-qur’an.
Al-qur’an memiliki peran yang menakjubkan bagi hati untuk menambah keimanan dan mengokohkan keyakinan
وَإِذَا مَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِ إِيمَانًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ﱻ (سورة التوبة)
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira.
Akan tetapi tentu saja tidak cukup hanya membaca saja kemudian kita akan mendapatkan faedah al-qur’an
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (ص : ﰜ)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (محمد : ﰗ)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
Bahkan dengan mentadabburi dan menghayati makna al-qur’an dijadikan oleh Alloh sebagai sebab mendapatkan petunjuk dan keyakinan serta menjadikan hati terhalangi dari kemunduran berfikir dan penyimpangan, bahkan kesesatan.
قَدْ كَانَتْ آيَاتِي تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ تَنكِصُونَ ﱁ مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ ﱂ أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا الْقَوْلَ … ﱃ (المؤمنون)
Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Quran) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang, (66)
Dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari. (67)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami)? … (68)
Lihatlah bahkan orang yang selalu dibacakan ayat Alloh swt namun tidak mentadabburi al-qur’an tetap dalam keadaan mereka yang buruk yaitu selalu ingkar, berpaling, menyombongkan diri dan mencela, dengan kata lain sebab keburukan mereka adalah mereka tidak terpelihara dari keburukan tersebut, dan sebab mereka tidak terpelihara dari keburukan itu adalah albu’du ‘an al-qur’an yaitu jauh dari al-qur’an, dan sebab mereka jauh adalah mereka tidak mentadabburi dan menghayati al-qur’an sehingga mereka tidak memahami petunjuk kebenaran.
Yang benar adalah jangan hanya jadikan target membaca harus khatam berapa kali bulan ini, tapi jadikanlah targetmu untuk memahami apa yang kamu baca bulan ini, dan berharap serta berusaha kapan anda bisa merasa bahwa al-qur’an telah membawa petunjuk bagimu, atau jangan-jangan anda bahkan tidak pernah merasa bahwa al-qur’an tidak pernah sama sekali menyentuh hatimu, ini bencana. Mulutmu berkata al-qur’an adalah rahmat di hadapan manusia namun sebaliknya hatimu justru berbisik ini hanya retorika pemanis bibir, wal ‘iyyadzu billah.
Lihatlah sejarah, hanya perlu 23 tahun bagi orang kampungan di Hijaz untuk menjadi penguasa dunia, dibawah kepemimpinan al-qur’an, apakah hati kita memang benar-benar sudah tertutup rapat dengan penyimpangan?
Oleh karena itu mulailah membaca dan mentadabbur al-qur’an sebagai bentuk ibadah yang ikhlash kepada Alloh meskipun kamu belum mendapati kelezatan itu, jangan biarkan syaithon membuat kamu meninggalkan al-qur’an dengan beralasan bahwa aku tidak nyaman membaca al-qur’an. Di saat yang sama kemudian kamu tidak melakukan apa-apa untuk menolong dirimu, tidak berdo’a dan tidak pula berusaha untuk merasa nyaman dengan Al-qur’an. Disinilah tantangan keikhlasanmu diuji, maka mulailah membaca dan mentadabburi.
Dibawah ini kami sertakan alasan-alasan seseorang malas membaca Al-quran di jaman sekarang:
1. Tidak faham bahasa Arab ( bahasa arab tidak keren )
Salah satu penyebab utama umat Islam malas membaca Al-Qur’an adalah keterbatasan pemahaman bahasa Arab. Banyak orang merasa terhambat karena tidak mengerti makna dari ayat-ayat yang dibaca, yang menyebabkan hilangnya makna spiritual yang mendalam. Ini juga menciptakan jarak antara pembaca dan pesan Al-Qur’an.
Sebagai solusi, pendidikan bahasa Arab dasar atau menggunakan terjemahan dan tafsir yang mudah dipahami dapat membantu memperbaiki pemahaman.
2. Kesibukan Hidup (Ngaji saja tidak akan kenyang)
Di zaman modern, kehidupan yang sibuk dengan tuntutan pekerjaan, keluarga, dan kegiatan sosial sering kali membuat umat Islam merasa tidak punya waktu untuk membaca Al-Qur’an. Semangat mereka menjadi bermanfaat, tapi mereka tidak faham bagaimana menjadi bermanfaat yang bermanfaat, Padahal sejatinya spiritualitas dan koneksi dengan Al-Qur’an justru dapat menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi kesibukan dakwah ini.
Solusinya adalah membuat jadwal harian khusus untuk membaca dan mengkaji Al-Qur’an, meski hanya beberapa ayat. bersama membentuk kelompok belajar Al-Qur’an juga bisa memotivasi untuk tetap konsisten (istiqamah).
3. Kurangnya Pendidikan Agama (pinter agama masih butuh uang juga)
Sebagian orang mungkin tidak mendapatkan pendidikan agama yang cukup, sehingga mereka tidak memahami bahwa Al-Qur’an adalah pusat dan sumber informasi bagi setiap orang, tentu saja ini adalah kejahilan. Ini menyebabkan mereka merasa Al-Qur’an tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan program dakwah/pendidikan agama yang lebih kuat, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Selain itu, majlis ilmu dan kajian tafsir yang menarik (bukan majlis lawak cekikikan) dan relevan dengan kehidupan sehari-hari bisa membantu menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Qur’an.
4. Menganggap bahwa Al-qur’an itu sulit (membosankan)
Banyak umat Islam merasa takut atau enggan membaca Al-Qur’an karena mereka berpikir isinya sulit dipahami atau terlalu berat. Persepsi ini sering muncul karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara mendekati Al-Qur’an secara bertahap. Tapi anehnya mereka justru menikmati novel yang berjilid-jilid. Ajib memang.
Solusinya adalah menyadarkan bahwa memahami Al-Qur’an adalah proses bertahap yang dimulai dengan niat baik. Menggunakan tafsir yang sederhana atau mengikuti kelas-kelas pendalaman Al-Qur’an secara bertahap bisa membantu mengubah pandangan ini.
5. Gangguan dari Teknologi (kesenangan)
Di era digital, umat Islam sering kali terganggu oleh teknologi seperti media sosial, video, dan hiburan lainnya. Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk tadabbur Al-Qur’an, sering kali terbuang untuk hal-hal yang kurang produktif bahkan negatif.
Solusi untuk masalah ini adalah dengan membatasi waktu penggunaan gadget melalui pengaturan waktu khusus untuk beribadah, termasuk membaca dan mengkaji Al-Qur’an.
6. Prioritas yang Salah (banyak berkilah)
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan duniawi lebih diutamakan daripada kegiatan spiritual, seperti tadabbur Al-Qur’an. Bahkan sekelas sekolah islam saja masih baru bisa mentarget tilawah dan tidak pernah menyinggung target tadabbur, kecuali hanya ala kadarnya, Hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa urusan duniawi lebih mendesak dan lebih menjual, sementara kegiatan ibadah bisa dilakukan nanti, di sela-sela kegiatan selling.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan perubahan mindset bahwa Al-Qur’an adalah sumber kekuatan dan panduan yang justru akan membantu dalam mengatasi urusan duniawi. Membuat komitmen harian untuk mengkaji Al-Qur’an, meskipun hanya beberapa ayat, dapat membantu memperbaiki prioritas.
7. Koneksi Spiritual yang Lemah (biasa ajalah … ndak usah eksklusif)
Sebuah masalah yang cukup mendasar adalah hilangnya rasa keterhubungan spiritual seseorang dengan Allah, yang membuat mereka enggan untuk mengkaji Al-Qur’an. Ketika keimanan melemah, motivasi untuk beribadah pun menurun. Mereka tidak tahu jika seseorang ingin berdialog dengan Alloh maka Shalatlah, dan jika seseorang ingin mendengarkan Alloh maka bacalah Al-qur’an dengan tadabbur, bukan hanya sekedar ngaji baca al-qur’an saja, tanpa tahu maknanya.
Untuk memperkuat kembali hubungan spiritual, seseorang dapat memulai dengan mencari lingkungan yang sholih, memperbanyak dzikir, doa, dan mendekatkan diri pada pergaulan yang positif, seperti menghadiri kajian Islam atau berkumpul dengan orang-orang yang gemar membaca dan tadabbur Al-Qur’an. Terlibat dalam komunitas yang memotivasi ibadah dapat membantu mengembalikan kekuatan spiritual.
8. Tertimpa syubhat atau faham yang salah
Ada sebagian orang berkata, memahami al-qur’an sendiri tanpa guru bisa membuat orang tersesat karena salah memaknai al-qur’an, ini adalah pembodohan yang kelewat parah, sudah tidak mau mengkaji dalam jama’ah, tidak mau mencari guru tafsir, tidak pula belajar sendiri, plus salah berpikir, lengkap sudah alasan untuk terjerumus ke dalam kemunkaran.
Orang kafir saja yang hanya membaca terjemah al-qur’an satu surat saja sudah cukup tergerak hatinya untuk masuk islam, kok ini ada kekhawatiran orang islam membaca tafsir al-qur’an tanpa guru malah tersesat, dan anehnya mereka tidak takut tersesat ketika mereka tidak faham makna bacaan Al-qur’an.
Lengkap sudah penderitaan, hidup sang hawa nafsu … Naudzu billah.
Semoga Alloh menyatukan hati kita semua untuk memahami dan mengamalkan Al-qur’an sebagai prioritas dalam kehidupan, sebab tidak ada sesuatu yang lebih bermanfa’at bagi seorang muslim yang berakal sempurna kecuali Al-qur’an.
Walloh a’lam, nasaluhu at-taufiq wa as-sadad