PROFIL SEORANG PEMIMPIN
Assalamualaikum , sahabat Imani rahimakumullah.
Saya mulai urain kali ini dengan sebuah ungkapan dari seorang ulama terkenal Fudhail Bin Iyad :
لو أن لي دعوة مستجابة ما صيرتها الا في الامام
“Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, tidak akan aku gunakan doa itu kecuali untuk pemimpin.”
Seseorang bertanya tentang alasan beliau berkata demikian, maka beliau menjawab “ jika doa itu kugunakan untuk diriku maka hanya diriku yang akan menjadi baik, tapi jika untuk pemimpin maka rakyat dan Negara juga akan menjadi baik ditangan pemimpin yang baik”.
Dari penuturan beliau ini kita belajar betapa dahsyatnya peran pemimpin , sehingga kebaikan ummat digantungkan padanya.
Sejenak mari kita mesuk lebih dalam pada redaksi “pemimpin”, bagaimana profil dan karyanya. Saya mencoba menyajikan beberapa potret pemimpin
1. Nabi Ibrahim as
Profil pertama kita mulai dari seorang nabi yang disanjung dan dilegitimasi kepemimpinannaya oleh Allah SWT dalam kitabNya:
إني جاعلك للناس إماما
“Sesungguhnya Aku menjadikanmu seorang pemimpin”
Karakter kepemimpinan seorang nabiyullah Ibrahim as adlah sebagaimana yang dituturkan oleh alquranul karim dengan firman Allah SWT :
فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Karakter yang beliau tunjukkan adalah berdsarkan ayat tersebut antara lain :
a. Kesabaran yang sangat
Ketika menghadapi kaum dan msyarakatnya yang enggan menerima ajakan dakwah beliau menunjukkan sebuah kekokohan hati dalam sebuah bingkai kesabaran sehingga yang keluar dari lisan mulianya adalah kebaikan dan bukan sebuah sumpah serapah atau umpatan yang buruk. Itu terlihat dalam untaikan lisan beliau sebagaimana dalam ayat di atas.
b. Kepasrahan diri terhadap penciptanya
Berkah kesabaran yang benar maka kemudian melahirkan sebuah totalitas kepasrahan yang sangat tinggi kulaitasnya. Karena beliau sadar bahwa maa sya Allahu kaana (apa yang terjadui adalah bagian dari kehendak Allah) dan tugas beliau hanyalah menyampaikan ajakan sedangkan untuk memastikan ummatnya mengikuti dan menerima maka itu bukanlah bagian dari tugas muklia beliau. Sehingga segala hal jika disikapi dengan cara seperti ini maka tidak akan menghadirkan kecuali kualitas diri yang semakin tinggi dan mulia dihadapan Tuhannya.
c. Harapan kepada rahmat sang pencipta
Puncak kemuliaan itu ditutup dengan sanjungan kepada Allah bahwa dia maha mengampuni dan menyayangi, semua peristiwa muaranya kepada rahmat dan ampunan ilahi. Sehingga tidak ada yang mustahil jika di kemudian hari berkah dari rahmat itu semua ummatnya menjadi pengikutnya dan berhak mendapat ampunan terbaik dari tuhan mereka.
2. Dzul Qornain
Profil kedua adalah dari seorang pemimpin yang memiliki banyak hal luar biasa bahkan dia adalah seorang raja. Sehingga suatu ketika beliau mendapatkan saran dari seorang guru untuk berjalan melihat wilayah yang menjadi kekuasaannya. Hal tersebut disebutkan dalam QS. Al Kahfi 83-101.
Dalam perjalanan tersebut ada satu peristiwa yang menunjukkan kualitas seorang raja dzulqornain yang layak untuk diteladani yakni pada ayat 92-94
حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ بَيۡنَ السَّدَّيۡنِ وَجَدَ مِنۡ دُوۡنِهِمَا قَوۡمًا ۙ لَّا يَكَادُوۡنَ يَفۡقَهُوۡنَ قَوۡلًا (93)
قَالُوۡا يٰذَا الۡقَرۡنَيۡنِ اِنَّ يَاۡجُوۡجَ وَمَاۡجُوۡجَ مُفۡسِدُوۡنَ فِى الۡاَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلٰٓى اَنۡ تَجۡعَلَ بَيۡنَـنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّا (94)
قَالَ مَا مَكَّنِّىۡ فِيۡهِ رَبِّىۡ خَيۡرٌ فَاَعِيۡنُوۡنِىۡ بِقُوَّةٍ اَجۡعَلۡ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ رَدۡمًا (95)
93. Hingga ketika sampai di antara dua gunung, dia mendapati di balik keduanya (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.
94. Mereka berkata, “Wahai Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah (bangsa) pembuat kerusakan di bumi, bolehkah kami memberimu imbalan agar engkau membuatkan tembok penghalang antara kami dan mereka?”
95. Dia (Zulqarnain) berkata, “Apa yang telah dikuasakan kepadaku oleh Tuhanku lebih baik (daripada apa yang kamu tawarkan). Maka, bantulah aku dengan kekuatan agar aku dapat membuatkan tembok penghalang antara kamu dan mereka.
Mendapati kaum yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi. Ternyata hal itu dapat diatasi oleh seorang Dzul Qornain.
Dzul Qornain mampu meberikan pelajaran berharga kepada masyarakatnya untuk bekerjasama dalam mengahadapi gangguan yang datang , bahkan ketika mereka siap memberikan Imbalan agar dibuatkan benteng maka Dzul Qornain mampu hadir dengan solusi terbaiknya dan menunjukkan jiwa keperwiraannya sehingga lebih mengokohkan kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
3. Umar Ibnul Khattab
Profil berikutnya adalah seorang khalifah adil , pembeda antara kebenaran dan kebatilan . ketika beliau dilantik menjadi khalifah disalah satu pidato resminya beliau berkata :
Saya posisikan diri saya terhadap harta Negara sebagaimana saya mengasuh harta anak yatim. Kalau saya adalah orang yang berkecukupan saya tidak perlu mengambil harta Negara. Tapi jika saya tidak berkecukupan maka saya hanya akan mengambil keculai dengan cara yang baik. Bahkan beliau memperjelas dengan kata baik itu dengan ucapan “ cukuplah buatku rizki untuk keluargaku dua baju, satu musim panas dan satu untuk musim dingin dan kendaraan yang mengantarkanku beribadah ke baitullah”
Lihatlah bagaimana sang khalifah memberikan pelajaran tentang nuraini seorang pemimpin, prinsip mulia sebagai pemimpin. Karenanya bliau mampu menjalankan pemerintahan dan amanah dengan baik dan hal itu dimulai dari bab yang utama yak nurani seorang pemimpin.
4. Rasulullah SAW
Profil terakhir ini tidak akan habis untuk dibahas semua sisi kehidupannya bahkan disetiap jengkal kehidupan beliau adalah sebuah pelajaran bagi seorang pemimpin, dan cukuplah semua itu dirangkaum dalam satu legitimasi yang Allah sampaikan dalam al quran.
لقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (QS. Al Ahzab : 21)