Dalam kitab Arbain Nawawi, hadits ke-18 berbunyi:
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini memuat tiga prinsip utama dalam Islam yaitu ketakwaan, taubat, dan akhlak yang baik. Adapun terdapat poin penting yang dapat kita ambil hikmahnya yaitu perintah bertakwa dalam segala waktu dan tempat. Takwa adalah landasan utama dalam kehidupan seorang Muslim. Perintah bertakwa di mana saja dan kapan saja menunjukkan bahwa seorang hamba harus selalu menyadari pengawasan Allah dalam setiap keadaan. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl: 128).
Takwa bukan hanya menjalankan ibadah ritual seperti salat dan puasa, tetapi juga mencakup kejujuran, keadilan, dan menjaga amanah dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya taubat adalah salah satu aspek penting dari ketakwaan. Seorang Muslim yang bertakwa menyadari kelemahan dan kesalahan dirinya, sehingga ia selalu berusaha kembali kepada Allah dengan taubat. Dalam QS. Az-Zumar: 53, Allah berfirman:
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.'”
Taubat menunjukkan pengakuan hamba atas kekuasaan Allah serta kerendahan hati untuk memperbaiki diri. Hadits ini juga menegaskan bahwa kebaikan dapat menghapus keburukan. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya penyesalan adalah bagian dari taubat.” (HR. Ahmad).
Allah Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang tulus bertaubat. Seorang Muslim yang benar-benar menyesali dosanya dan bertekad untuk tidak mengulanginya akan mendapati dosa-dosanya dihapuskan oleh Allah.
Adapun taubat yang diterima Allah adalah taubat yang disertai dengan usaha memperbaiki diri. Dalam QS. An-Nisa: 17, Allah berfirman:
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan karena kebodohan, kemudian mereka bertaubat dengan segera.”
Memperbaiki diri berarti meninggalkan dosa, menggantinya dengan amal kebaikan, dan menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.
Terakhir akhlak baik terhadap sesama adalah bagian dari ketakwaan. Akhlak mulia adalah cerminan dari ketakwaan seorang hamba. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).
Berakhlak baik meliputi berkata yang baik, menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain, dan menolong sesama. Akhlak baik juga menjadi sebab utama seseorang dicintai Allah dan manusia.
Dan dapat kita ambil kesimpulan bahwa hadits ke-18 Arbain Nawawi memberikan panduan praktis tentang bagaimana seorang Muslim dapat menjalani hidup yang penuh ketakwaan, dengan memperhatikan taubat dan akhlak. Perintah bertakwa di setiap waktu dan tempat, pentingnya bertaubat, serta menjaga hubungan baik dengan sesama adalah prinsip utama yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bertakwa dan berakhlak mulia. Aamiin.