Februari 13, 2025 22:51

Islam dan Kemajuan Bangsa
January 25, 2025

Penulis :

Marjuki, S.Pd
Unit/jenjang SMAIT

Islam dan Kemajuan Bangsa

Sebuah negara akan diakui dunia apabila negara memiliki kemampuan  dalam memimpin masyarakat dan menghatgai masyarakatnya. Kemampuan seperti itu menjadi tolok ukur utama kemajuan suatu bangsa dan itu artinya kemunduran suatu bangsa indikator utamanya adalah kebobrokan masyarakat.

Sebuah fakta menarik untuk dikaji bahkan layak dijadikan  kajian utama dalam tema “kemajuan bangsa”.  Suatu ketika saat melakukan pembayaran pajak di kantor pajak terjadi sebuah celotehan dari wajib pajak. Dengan nada kaget seorang wajib pajak bertanya kepada petugas : sekarang naik ya pak biaya pajaknya ? dan disisi lain ada yang menyakan pada petugas mahal ya pak sekarang pajaknya ?  sang petugas menjawab dengan nada seakan tidak tahu perkembangan biaya pajak. Petugas menjawab bahwa ia tidak tahu masalah itu karena bukan dirinya yang menentukan biaya pajak.

Sambil termenung berpikir terbesit dalam hati “ ya Allah beginilah mereka masyarakat bersusah payah membayari pemimpinnya”. Kondisi seperti inilah yang bakal sering kita temui dikantor pembayaran dan mungkin segala yang sifatnya subsidi negara. Begitu susahnya mengurus persyaratan belum lagi tarif dan biaya yang tidak bisa ditentukan jumlahnya yang kadang terasa berat dibayar oleh masyarakat.

Apakah ini potret negara maju masa kini????

Untuk menjawab pertanyaan diatas mari sejenak menyimak bagaimana agama ini memberikan catatan penting dalam sejarah besar kepemimpinan islam. Islam memberikan panduan penting dan arahan yang begitu cerdas dalam menyajikan potret penting seorang pemimpin.

Seorang pakar sejarah islam Prof. Dr. Syaikh Munir Ghodban memeberikan pernyataan yang cukup cerdas dan menginspirasi. Beliau berkata : “ tidaklah Rasulullah SAW wafat keculai meninggalkan 2000 pemimpin”.  Pernyataan beliu seperti menjadi kilatan inspirasi dan getaran semangat baru untuk menjawab tantangan zaman akan sulitnya mencari pemimpin yang berkarakter pemimpin.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT di daerah yang tidak memiliki peran dalam perdaban dunia, bahkan dua imperium besar saat itu yakni Persia dan Romawi tidak tertarik untuk menjajahnya. Terbayangkah bagaimana kondisi masyarakatnya? Tetapi tidak buth waktu lama untuk mengubah dari tempat yang tidak menarik menjadi daerah yang memiliki peran besar dalam percaturan peradaban dunia.

Seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern Adam Smith menyatakan kekagumannya pada sistem perekonomian islam. Bahkan memberikan penilaian yang luar biasa terhadap prestasi Rasulullah SAW. Sehingga arab menjadi negara yang saat ini sangat diperhatikan dunia bahkan menjadi pusat peribadahan muslimin dunia.

Salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang juga kholifatul muslimin ke-2 Al Faruq Umar bin Khattab menunjukkan prestasi gemilang selama memimpin muslimin. Pada masa Umar bin Khattab beliau membuat strata atau tingkatan di masyarakat tetapi ini bukanlah Kasta. Pembuatan strata ini berhubungan dengan pengelompokan jenis masyarakat yang nantinya akan mendapatkan tunjangan dari negara. Beliau umar bin khattab memberikan kriteria tantang hal ini yakni melakukan sensus penduduk dengan landasan siapa yang pertama kali masuk islam dan karya apa yang dilakukan untuk islam. Pada saat itu muslimin mendapat tunjangan sebesar 12.000 dirham. Jika dihitung ke dalam nilai rupiah maka total yang diberikan adalah 48 juta rupiah.  Sejumlah itulah yang diberikan sang khalifah kepada masyarakatnya setiap tahunnya.

Lebih jauh potret kesuksesan sebuah bangsa dapat kita lihat pada Khalifah bani Umayyah Umar bin Abdul Azis Rohimahullah. Dalam kurun waktu sekitar dua tahun berhasil menunjukkan pada dunia bagaiman islam memimpin. Pada masa itu bahkan sejarah mencatat karya luar biasa dimana saat itu sulit sekali didapati seorang yang mau menerima shadaqoh. Wilayah yang begitu besar dan masyarakat yang begitu banyak ternyata tidak membuat Umar bin Abdul Azis kesulitan memimpin bahkan semua itu membuat sang khalifah semakin bersemangat menunjukkan pada dunia akan hebatnya kepemimpinan muslimin.

Subhanalloh…….!!!

Sungguh merupakan kebanggaan untuk kita saat ini memiliki pemimpin muslimin sekaliber umar bin khattab dan umar bin abdul azis. Jika kita lihat bagaimana kemampuan dan jiwa pemimpin itu ada dalam diri umar bin abdul azis karena beliau merupakan cicit khalafaur rasyidin ke-2 yakni umar bin khattab radhiyallohu anhu. Pretasi gemilang itu tidak lepas dari peran nasab dan hasab sang kakek. Nabi SAW pernah bersabda :

لَوْ كَانَ بَعْدِيْ نَبِيٌّ، لَكَانَ عُمَرُ

“Jika seandainya ada Nabi setelahku, maka ia adalah ‘Umar.” (HR at-Tirmidzi, Al-Hakim, Ahmad, dan yang lainnya. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani di dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 327.)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

لَقَدْ كَانَ فِيمَا قَبْلَكُمْ مِنَ الْأُمَمِ مُحَدَّثُونَ، فَإِنْ يَكُ فِي أُمَّتِي أَحَدٌ فَإِنَّهُ عُمَرُ

“Sungguh dahulu di antara umat sebelum kalian ada beberapa Muhaddatsun (yaitu orang-orang yang diberi ilham / firasat yang benar). Seandainya ada seseorang di antara umatku, maka sesungguhnya dia adalah Umar.” (HR al-Bukhari no. 3486).

 

Wallahua’lam bishowab.

 

 

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

February 13, 2025

Populer