Assalamualiakum warohmatullahi wabarokatuh
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اله و صحبه صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْاۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ
Pada kesempatan yang berbahagia ini khotib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasi meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah. Yakni dengan senantiasa menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan dengan bekal taqwa inilah semoga nantinya kita mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan gemilang di sisi-Nya.
Salah satu bentuk ketaqwaan adalah menjaga diri segala hal yang dapat menimbulkan kerusakan dan kemudlaratan untuk umat manusia. Karena dengan taqwa itulah keberkahan langit dan bumi akan Allah berikan.. Sebagaimana firman Allah Swt. Dalam QS. Al Araf : 96
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ ……
Artinya:
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, …………
Keberkahan yang diidamkan oleh seluruh warga Negara meliputi segala sektor kehidupan termasuk dalam bidang ketahanan pangan. Sektor ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki pengaruh yang sangat besar untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga diharapakan masyarakat mampu menjaga dan mengontrol pola hidup konsumtifPotret masalah ketahanan pangan dan pola konsmsi ini pernah terjadi pada masa nabi Yusuf as sebagaimana dikisahkan dalam QS. Yusuf : 43-49.
Kisah tersebut dimulai ketiak seorang raja menyakatan mimpinya dan meminta kepada orang terkemuka kaumnya untuk menjelaskan makna mimpi itu namun raja tidak juga mndapatkan takwil dari mipinya tersebut hingga akhirnya hal tersebut sampai kepada nabi Yusuf berkat bantuan seseorang. Nabi yusuf menjelaskan takwil mimpi sang raja yang salah satunya adalah akan terjadi masa paceklik yang menimpa negeri tersebut sehingga raja dan masyarakatnya perlu mempersiapkan semuanya kemudia nabi Yusuf memberikan solusi jika terjadi hal tersebut sebagaimana ayat 47
قَالَ تَزۡرَعُوۡنَ سَبۡعَ سِنِيۡنَ دَاَبًاۚ فَمَا حَصَدْتُّمۡ فَذَرُوۡهُ فِىۡ سُنۡۢبُلِهٖۤ اِلَّا قَلِيۡلًا مِّمَّا تَاۡكُلُوۡنَ
Artinya: “Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.”
Ayat ini menjelaskan bagaimana cara atau menejemen untuk menjaga ketahanan pangan yakni salah satunya adalah dengan mengatur pola konsumtif yakni hanya mengambil bagian yang untuk dimakan, sedangkan yang lain dibiarkan ditangkainya untuk persediaan di masa mendatang. Bagitulah nabi Yusuf memberikan takwil sekaligus solusi permasalahan yang akan dihadapi oleh negeri tersebut.
Dari sini dapat kita ambil pelajaran berharga bahwa kemakmuran sebuah negeri sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM yang ada. Kualitas SDM ini dapat dilihat dari bagaimana seseorang mampu berbuat yang terbaik dalam kehidupanya salah satunya memahami dampak dari perbuatan yang dilakukannya. Termasuk kesadaran untuk menjauhi pemborosan pangan dan pola konsumsi yang tak terkendali.
Sudah menjadi pemahaman bersama menjadi masalah bersama yang harus sama-sama diperhatikan dan dikendalikan agar citi-cita masyarakat yang gemah ripah loh jinawe yang merupakan bekal hadirnya kesejahteraan bangsa dapat terwujud dan Negara kita insya Allah akan menjadi بلدة طيبة و رب غفور
Kesadaran untuk tidak hidup boros dan pengendalian pola konsumsi akan benar-benar membawa kemaslahatan ummat apabila seluruh elemen masyarakat menyadarinya dan mampu menerapkannya dalam kehidupan. Dan itulah salah satu esensi penting dari sabda nabi Muhammad saw.
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من حسن اسلام المرء تركه مالا يعنيه حديث حسن رواه الترمذى وغيره هكذا
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. (HR. Tarmuzi)
Karena pada dasarnya pemborosan dan pola konsumsi yang tidak terkendali merupakan hal yang tiada guna dan harus dihindari . karena dengan itulah maka islam kita akan menjadi baik dan tentunya dapat menghadirkan kebaikan untuk diri sendiri, sesama dan lingkungan masyarakat.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم