Masyarakat Jawa dikenal memiliki budaya yang sangat kaya dan kompleks, yang terbentuk dari berbagai pengaruh, termasuk kepercayaan animisme, Hindu-Buddha, dan kemudian Islam. Kedatangan Islam di tanah Jawa tidak serta-merta menghapus budaya sebelumnya, melainkan berakulturasi secara damai dan harmonis. Inilah yang membuat budaya Jawa memiliki ciri khas unik, yakni mengandung nilai-nilai Islam yang membaur dengan tradisi lokal.
1. Akulturasi dalam Upacara Adat
Salah satu bentuk keterkaitan yang paling nyata adalah pada upacara adat Jawa. Banyak upacara tradisional yang kini disisipkan unsur-unsur Islam, seperti:
Selamatan: Tradisi makan bersama yang didoakan bersama, biasanya dengan pembacaan doa-doa Islam seperti tahlil dan Yasin. Tradisi ini merupakan hasil perpaduan antara budaya lokal dan ajaran Islam mengenai sedekah dan doa bersama.
Mitoni (tujuh bulan kehamilan), Tedhak Siten (anak menginjak tanah untuk pertama kali), hingga siraman dalam pernikahan, sering kali diawali dengan doa-doa berbahasa Arab, menunjukkan internalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Seni dan Sastra sebagai Media Dakwah
Islam masuk ke Jawa bukan hanya melalui kekuasaan, tetapi juga melalui seni dan budaya. Para wali songo menggunakan pendekatan kultural untuk menyebarkan Islam secara damai, misalnya:
Wayang Kulit: Sunan Kalijaga memanfaatkan pertunjukan wayang sebagai sarana dakwah. Cerita Mahabharata dan Ramayana diadaptasi untuk menyampaikan pesan moral dan ajaran tauhid.
Tembang dan Macapat: Lagu-lagu tradisional seperti Dandanggula, Pangkur, dan Sinom digunakan untuk menyisipkan nilai-nilai keislaman seperti pentingnya ilmu, kebajikan, dan keikhlasan.
3. Ajaran Filosofis yang Sejalan
Filosofi hidup orang Jawa seperti eling lan waspada (ingat dan waspada), nrimo ing pandum (menerima takdir), dan ajining diri saka lathi (harga diri dari ucapan) memiliki kedekatan makna dengan ajaran Islam mengenai kesabaran, qanaah, dan akhlak mulia. Nilai-nilai sufistik dalam Islam juga menemukan tempat yang kuat dalam spiritualitas Jawa, terutama dalam tradisi tarekat dan kejawen.
4. Arsitektur dan Lingkungan Sosial
Masjid-masjid tua di Jawa memiliki ciri khas arsitektur yang mencerminkan perpaduan budaya, seperti atap tumpang tiga pada Masjid Demak yang menyerupai bangunan joglo, simbol harmoni antara budaya lokal dan ajaran Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak menolak budaya Jawa, tetapi menyesuaikannya dengan nilai-nilai tauhid.