Mei 29, 2025 16:54

Seni Bergaul dengan Masyarakat
May 28, 2025

Penulis :

Setiawan Adi Marzuna, S.Pd.
Unit/jenjang SMAIT

Seni Bergaul dengan Masyarakat

Bergaul dengan masyarakat bukan sekadar soal berinteraksi, tetapi juga seni memahami dan menyesuaikan diri dengan ragam budaya, norma, serta kebutuhan spiritual dan sosial yang berkembang di tengah masyarakat. Dalam konteks sosial yang terus berkembang, memiliki kemampuan bergaul yang baik adalah modal penting untuk menjadi pribadi yang dihormati dan menjadi rujukan dalam lingkungan tempat tinggal. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam seni bergaul dengan masyarakat:

1. Ragam Budaya yang Ada di Masyarakat Tempatan
Masyarakat tempatan, khususnya di Indonesia yang multikultural, memiliki keragaman budaya yang sangat kaya. Setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa, nilai-nilai sosial, dan cara pandang yang unik. Misalnya, masyarakat Minangkabau menjunjung tinggi musyawarah dan adat matrilineal, sementara masyarakat Jawa menekankan prinsip unggah-ungguh (tata krama) dan harmoni sosial.

Memahami dan menghargai keragaman ini merupakan langkah awal dalam membina hubungan yang sehat. Jangan memaksakan nilai atau kebiasaan dari luar ke dalam komunitas tertentu. Justru, kita perlu belajar dari dalam: mengamati, bertanya, dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan lokal agar lebih mudah diterima.

2. Etika yang Berlaku di Masyarakat Tempatan
Etika adalah fondasi interaksi sosial. Meskipun etika bisa berbeda-beda antara satu komunitas dengan yang lain, secara umum masyarakat tempatan menjunjung tinggi nilai seperti:

Sopan santun dalam berbicara dan bertindak.
Menghormati yang lebih tua serta tokoh masyarakat.
Gotong royong dan kepedulian terhadap sesama.
Menjaga aib dan privasi orang lain.
Bergaul dengan masyarakat berarti menjaga sikap dan ucapan, tidak arogan, serta senantiasa merendah. Perbedaan pendapat harus dihadapi dengan kepala dingin dan hati terbuka. Kepekaan terhadap norma lokal sangat menentukan seberapa cepat seseorang bisa diterima dalam lingkungan sosial.

3. Cara Berdakwah Individual
Berdakwah tidak selalu harus dilakukan di atas mimbar. Dalam kehidupan sehari-hari, dakwah bisa dilakukan secara individual melalui keteladanan sikap. Berikut beberapa cara berdakwah secara personal:

Menjadi teladan dalam akhlak dan etos kerja.
Memberi nasihat secara halus dan tidak menggurui.
Mendengarkan lebih banyak daripada berbicara.
Membantu masyarakat dalam masalah sehari-hari, sehingga dakwah terasa relevan dan membumi.
Dakwah yang paling menyentuh justru adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan, bukan sekadar kata-kata.

4. Kiat Menjadi Rujukan Masyarakat
Menjadi rujukan masyarakat berarti dipercaya sebagai orang yang mampu memberikan solusi, inspirasi, dan bimbingan. Beberapa kiat penting agar bisa menjadi sosok yang dirujuk masyarakat antara lain:

Konsisten dalam ucapan dan tindakan.
Berilmu dan terus belajar, baik ilmu agama maupun sosial.
Terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Rendah hati dan mudah diajak diskusi.
Menjaga integritas, tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan pribadi.
Orang yang menjadi rujukan bukan hanya karena kepintarannya, tapi karena kesediaannya untuk hadir dan membantu di saat masyarakat membutuhkannya.

Seni bergaul dengan masyarakat bukanlah keterampilan instan, melainkan hasil dari ketulusan, pengamatan, dan keterlibatan aktif dalam kehidupan sosial. Dengan memahami budaya, menjaga etika, berdakwah secara bijak, dan membangun kredibilitas, seseorang akan mampu menjadi bagian penting dari lingkungannya. Di tengah tantangan zaman, menjadi pribadi yang dirindukan dan dirujuk oleh masyarakat adalah sebuah keberkahan sekaligus amanah besar yang harus dijaga.

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

May 29, 2025

Populer