Desember 17, 2025 13:26

LUASNYA KARUNIA ALLAH
December 17, 2025

Penulis :

MULYADI,S.Pd.I
Unit/jenjang YACT

Rezeki merupakan anugerah besar dari Allah ﷻ yang diberikan kepada seluruh hamba-Nya selama hidup di dunia. Allah memberikan rezeki dengan berbagai bentuk, tingkatan, dan cara, bahkan sering kali melebihi apa yang diminta oleh hamba-Nya. Tidak jarang pula, Allah Yang Maha Dermawan memberikan karunia tanpa pernah diminta.

Jaminan Allah tentang rezeki seluruh makhluk ditegaskan secara jelas dalam Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman:

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

“Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”(QS. Hūd: 6)

Ayat ini menegaskan bahwa rezeki adalah jaminan langsung dari Allah, bukan semata hasil kecerdasan, kekuatan, atau kerja keras manusia. Usaha hanyalah sebab, sedangkan Allah-lah pemberi hakiki rezeki.

Memaknai Rezeki secara Lebih Luas

Dalam praktik kehidupan masyarakat, rezeki sering dipahami secara sempit sebagai harta benda dan kekayaan duniawi. Akibatnya, doa tentang rezeki pun hampir selalu diarahkan pada kelancaran usaha dan bertambahnya harta.

Pemahaman ini tidak keliru, namun belum utuh. Islam mengajarkan bahwa rezeki bukan hanya bersifat materi, tetapi juga mencakup rezeki batin seperti kesehatan, ketenangan, ilmu, kesalehan, dan kebahagiaan hidup.

Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya‘rawi رحمه الله menjelaskan tingkatan rezeki dengan sangat indah:

المَالُ أَدْنَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ، وَالعَافِيَةُ أَعْلَى دَرَجَاتِ الرِّزْقِ، وَصَلَاحُ الأَبْنَاءِ أَفْضَلُ أَنْوَاعِ الرِّزْقِ، وَرِضَا رَبِّ العَالَمِينَ تَمَامُ الرِّزْقِ

“Harta adalah rezeki pada tingkatan paling rendah. Kesehatan adalah rezeki pada tingkatan paling tinggi. Anak yang saleh adalah sebaik-baik jenis rezeki. Dan ridha Rabb semesta alam adalah kesempurnaan rezeki.”

1. Rezeki Harta: Rezeki pada Tingkatan Dasar

Rezeki berupa harta merupakan tingkatan paling dasar dari rezeki. Karena itu, semua orang dapat meraihnya, baik orang yang taat maupun yang ingkar kepada Allah.

Allah ﷻ berfirman:

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ وَيَقْدِرُ

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya.”
(QS. Ar-Ra‘d: 26)

Karena derajatnya rendah, rezeki harta bahkan bisa diperoleh dengan cara yang tidak benar jika seseorang tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Oleh sebab itu, banyaknya harta tidak selalu menunjukkan kemuliaan seseorang di sisi Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kayanya jiwa.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa kelapangan atau kesempitan harta adalah ujian, bukan ukuran cinta dan murka Allah.

2. Rezeki Kesehatan: Rezeki yang Luhur

Kesehatan merupakan rezeki yang sangat mahal. Orang boleh saja miskin harta, namun jika tubuhnya sehat, ia masih memiliki kebebasan untuk bekerja, beribadah, dan berbuat kebaikan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)

Ibnu Abbas رضي الله عنهما menjelaskan bahwa nikmat yang sering dipertanyakan oleh Allah kelak adalah nikmat sehat yang tidak digunakan untuk ketaatan.

3. Rezeki Keturunan Saleh: Rezeki yang Utama

Anak yang saleh adalah rezeki yang sangat agung. Tidak semua orang tua mampu mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang taat dan berakhlak mulia.

Allah ﷻ mengabadikan doa orang-orang beriman:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

“Wahai Rabb kami, anugerahkan kepada kami pasangan dan keturunan sebagai penyejuk mata.”(QS. Al-Furqān: 74)

Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika manusia meninggal dunia, terputus amalnya kecuali tiga perkara, salah satunya anak saleh yang mendoakannya.”(HR. Muslim)

Ibnu Qayyim رحمه الله menyatakan bahwa anak saleh adalah investasi akhirat yang pahalanya terus mengalir.

4. Rezeki Ridha Allah: Rezeki yang Sempurna

Puncak dari seluruh rezeki adalah ridha Allah ﷻ. Tidak semua makhluk mendapatkannya, karena ridha Allah hanya diberikan kepada hamba yang beriman dan taat.

Allah ﷻ berfirman:

رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ

“Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.” (QS. Al-Bayyinah: 8)

Rasulullah ﷺ bersabda:“Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, Allah akan memanggil Jibril dan berkata: Aku mencintai fulan, maka cintailah dia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Taimiyyah رحمه الله menegaskan: “Siapa yang telah mendapatkan ridha Allah, maka ia telah memperoleh segala kebaikan.”

Rezeki Allah sangat luas dan tidak terbatas pada harta benda. Harta hanyalah rezeki pada tingkatan paling rendah. Di atasnya ada kesehatan, keturunan saleh, dan puncaknya adalah ridha Allah ﷻ.

Mengapa Ridha Allah Disebut Rezeki yang Sempurna?

Karena:

Ridha Allah mencakup semua kebaikan
Jika Allah ridha, maka apa pun yang dimiliki hamba akan membawa berkah.
Ridha Allah menjamin surga
Allah berfirman:
وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ أَكْبَرُ

“Keridhaan Allah itulah yang lebih besar.”
(QS. At-Taubah: 72)

Tanpa ridha Allah, harta dan nikmat dunia tidak bernilai
Dunia bisa menjadi istidraj (jebakan) jika tidak disertai ridha-Nya.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang pandai mengenali dan mensyukuri setiap bentuk rezeki yang Dia anugerahkan. Aamiin..

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 17, 2025

Populer