Desember 22, 2024 08:49

PEMAKMUR MASJID
December 21, 2024

Penulis :

MULYADI,S.Pd.I
Unit/jenjang YACT

 

Siapakah yang Disebut Memakmurkan Baitullah?

Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah), beliau segera membangun masjid sebagai pusat peradaban dan ibadah umat Islam. Masjid yang dibangun Nabi sangat sederhana. Dindingnya hanya berupa batu dan tanah liat yang melingkar, tanpa atap permanen atau alas yang mewah. Masjid tersebut menjadi tempat berkumpulnya umat, pusat kegiatan sosial, dan ibadah. Hal ini sangat berbeda dengan kemegahan Masjidil Haram di Mekah yang dibangun dengan batu granit dan dihiasi dengan arsitektur yang indah oleh kaum Quraisy.

Kaum Quraisy, yang masih dalam kekafiran, merasa lebih unggul dalam memakmurkan masjid karena mereka telah membangun Masjidil Haram dengan kemewahan dan bahan bangunan yang mahal. Mereka beranggapan bahwa kemegahan fisik masjid adalah bentuk utama dari memakmurkan rumah Allah. Namun, pemahaman ini kemudian diluruskan oleh Allah SWT melalui turunnya surat At-Taubah ayat 17-18:

“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 17-18)

Ayat ini memberikan penegasan bahwa yang disebut memakmurkan masjid bukan hanya terbatas pada membangun fisik bangunan, melainkan memiliki dimensi yang jauh lebih luas dan mendalam. Pemakmuran masjid  adalah mereka yang:

Beriman kepada Allah dan hari akhir.
Mendirikan shalat berjamaah secara konsisten.
Menunaikan zakat sebagai wujud kepedulian sosial.
Tidak takut kepada siapapun selain Allah.
Dari ayat ini, Allah menegaskan bahwa orang yang benar-benar memakmurkan masjid adalah mereka yang menghidupkan masjid dengan aktivitas ibadah, ilmu, dan amal. Memakmurkan masjid berarti menjadikan masjid sebagai pusat spiritual, sosial, dan intelektual, serta menjadikannya sebagai tempat menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan keadilan.

Memakmurkan Masjid sebagai Peradaban

Masjid pada masa Nabi Muhammad bukan sekadar tempat shalat, melainkan juga pusat pendidikan, tempat musyawarah, dan kegiatan sosial lainnya. Masjid menjadi jantung peradaban Islam yang mempersatukan umat dalam kebaikan dan ketakwaan.

Kaum Quraisy terjebak dalam kesombongan material dan lupa bahwa yang terpenting adalah spiritualitas dan ketakwaan yang tercermin dalam tindakan sehari-hari. Meskipun Masjidil Haram megah, tetapi jika tidak diisi oleh orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah, maka kemegahannya tidak berarti di sisi Allah.

Dengan demikian, memakmurkan baitullah adalah tanggung jawab setiap Muslim yang beriman, bukan hanya melalui pembangunan fisik, tetapi dengan menghidupkan masjid melalui ibadah, dakwah, pendidikan, dan aktivitas sosial yang membawa manfaat bagi umat dan masyarakat luas.

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 21, 2024

Populer