September 20, 2024 21:23

STUDI KASUS: RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
April 1, 2024

Penulis :

LINDA NUR JANAH, S.Pd
Unit/jenjang SMPIT

A.    Deskripsi Studi Kasus

Proses pembelajaran tidak luput dari motivasi, karena motivasi belajar adalah dasar bagi peserta didik untuk menumbuhkan minat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Motivasi sendiri merupakan dorongan dasar yang mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuannya.

Motivasi yang dimiliki peserta didik dalam menuntaskan materi pembelajaran IPA di SMP Islam Terpadu Al Uswah Tuban dengan pada bab sistem pencernaan masih kurang, karena mata pelajaran IPA  dianggap mata pelajaran yang sulit, hinggga berdampak pada sikap peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembeajaran.

Melihat hasil temuan tersebut, dapat dilihat bahwa rendahnya motivasi belajar peserta didik merupakan suatu hal yang kompleks, terbentuk dari faktor internal . Rendahnya motivasi belajar peserta didik ini memiliki urgensi untuk segera diatasi, salah satu startegi inovatif yang dapat dijadikan solusi permasalahan rendahnya motivasi belajar peserta didik adalah menggunakan pembelajaran problem best learning dengan metode eksperimen.

B.     Analisis Situasi

Analisis situasi kasus rendahnya motivasi belajar peserta didik  dari beberapa indicator, diantaranya peserta didik belum konsentrasi belajar, pasif selama pembelajaran, dan hasil belajar yang masih rendah, peserta didik kurang aktifnya dalam kegiatan pembelajaran baik aktif dalam berdiskusi dengan teman, aktif dalam bertanya atau menjawab guru, serta aktif dalam mengeksplor berbagai sumber belajar. Peserta didik juga cenderung memperlihatkan gestur rasa bosan, mengantuk, dan bahkan bermain sendiri atau mengganggu rekan peserta didik yang lain pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengumpulan tugas oleh peserta didik juga banyak yang melewati batas waktu.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan motivasi belajar maka sebagai pihak yang terlibat guru dapat melakukan perubahan melalui model pembelajaran yang sesuai. Guru harus senantiasa memberikan pembelajaran yang berkualitas sehingga kemampuan peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar peserta didik, maka diperlukan adanya upaya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Dalam mewujutkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru pengampu yang merancang pembelajaran dan pihak laboratorium IPA sebagai penyedia tempat pembelajaran serta penyedia alat praktikum.

Hambatan yang saya alami adalah membutuhkan waktu yang banyak dalam merancang pembelajaran. Tantangan yang saya hadapi adalah dalam melaksanakan eksperimen perlu menyedikan alat dan bahan yang lengkap dengan beberapa tahapan. Sehingga peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tepat dan sesuai alokasi waktu.

C.    Alternatif Solusi

Pemilihan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) sebagai solusi yang diharapkan dapat   meningkatkan motivasi belajar   siswa   karena langkah-langkah   PBL (Problem Based Learning)  mampu membuat   siswa   belajar   secara   aktif  dan mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi.

Model pembelajaran Problem Best Learning dengan memuat lima sintak pembelajaran yaitu orientasi masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan yang dilakukan, mengembangkan dan menyajikan penyelesaian masalah serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Serta sintak dalam model pembelajaran PBL yang dipilih mulai dari tahap awal hingga akhir yang dituangkan dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup.

Pada kegiatan pembuka, diawali dengan salam pembuka, dilanjutkan do’a, absen kehadiran peserta didik, apersepsi dan motivasi serta dilakukan pretest. Apersepsi dalam pembelajaran berisi review pembelajaran pertemuan sebelumnya dan motivasi adalah kegiatan yang membuat peserta didik antusias terhadap pembelajaran. Selanjutnya dilanjutkan kegiatan inti.

Orientasi masalah yang digunakan dalam sub materi usaha penanggulangan asam lambung adalah peserta didik yang sedang sakit dan diaknosanya adalah sakit asam lambung. Setelah menyimak orientasi maslah dalam bentuk video peserta didik berliterasi dari jurnal ilmiah yang sudah disesuaikan oleh guru sesuai kemampuan peserta didik.

Peserta didik dibentuk dalam kelompok secara heterogen untuk menyusun pertanyaan dan hipotesis setelah memahami orientasi masalah, peserta didik kemudian menyususn langkah penelitian dan guru  membimbing penyelidikan yang dilakukan, setelah memperoleh hasil peserta didik mengembangkan dan menyajikan.

Proses menyajikan dilakukan dengan presentasi dari masing-masing kelompok dan ditanggapi oleh kelompok yang lain. Sintak terahir menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah untuk melakukan penyelesaian masalah yang dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil presentasi dan pembelajaran disertai penguatan materi oleh guru.

Pada bagian penutup peserta didik mendapatkan apresiasi atas capaian pembelajaran terbaik, dan melakukan refleksi. Berikutnya guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang dilakukan.

D.    Evaluasi

Motivasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan model problem best learning dengan metode eksperimen diukur dari pemahaman peserta didik dalam belajar dan hasil belajar. Hasil belajar peserta didik disimpulkan efektif, mengalami peningkatan baik dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Peningatan hasil belajar peserta didik di lihat dari hasil posttest lebih tinggi hasil pretest. Penilaian pengetahuan 100 % peserta didik tuntas dengan rata-rata kelas 81. Berdasarkan penghitungan N Gain dapat diperoleh hasil 74% tinggi dan 26% sedang, serta pembelajaran model PBL dengan metode eksperimen ini dikatakan efektif karena  data efektifitasnya  4 % efektif dan 96 % cukup efektif.

Keterampilan peserta didik terukur meningkat dari beberapa indicator yakni dari uji kinerja dan presentasi. Penilaian sikap berupa motivasi belajar yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar melalui pembelajaran PBL dengan metode eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket motivasi belajar ketuntasannya 100% dengan rata-rata kelas 96 yang artinya motivasi belajar siswa sangat baik.

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

September 20, 2024

Populer