SEBERKAN KEBAIKAN UNTUK MERINGANKAN PENDERITAAN SAUDARA KITA DI PALESTINA
Apakah Allah diam atas jeritan Gaza Palestina, anak kecil yang dijahit lukanya tanpa bius dan masih banyak lagi penderitaan yang selama ini mereka rasakan, lantas Al Qur’an yang selama ini menjadi obat biusnya. Salah seorang perawat yang bekerja membantu warga Gaza yang terluka berteriak dan bersyukur saat suami tercintanya syahid. Allah tidak mengangkat ujiannya tapi Allah kuatkan hati mereka. Mungkin semua manusia akan iri karena Allah telah menunjukkan kasihnya pada hamba-hamba yang mulia ini. Izinkanlah kami merasakanya.
Untuk kita yang mengaku cinta Palestina, seandainya kamu diberikan dua pertanyaan mana yang akan kamu pilih. pertama baju bekas brand terkenal yang masih layak pakai, dan kedua kalung emas yang bahkan jarang dipakai karena takut rusak. Manakah yanga sekiranya akan kamu berikan kepada saudaramu di Palestina? Hadiah untuk yang tercinta memang bukan tentang harga. Ini tentang memberikan yang terbaik. Kalau selama ini hanya karena kasihan, mari mulai belajar untuk cinta karena dengan cinta semua ynang dilakukan akan menjadi totalitas tanpa batas.
Apakah kita semua mengirimkan donasi ke Palestina karena kasihan? Bukan! Sekali lagi ini hadiah untuk saudara kita disana yang tengah berjuang, kalau cuma sekedar kasihan, apakah nanti jika media-media tidak mem-viralkan berita tentang Palestina, lantas apakah kita akan berhenti? Apakah saat tidak tersebar foto dan vidio kejahatan yang dilakukan oleh Israel kita akan berhenti begitu saja? Sekali lagi bukan karena kasihan. Ini adalah hadiah untuk para pejuang Al-Aqsa.
Disaat makanan hangat tersaji di depan kita, jutaan anak Gaza masih terus menahan lapar. Disaat teh hangat menyapa kita sepulang kerja, ribuan Ibu Gaza tidak dapat menyajikan apapun untuk keluarganya. Disaat keluh kesah dan lelah saat kerja mengganggu keiklasan kita, ribuan kepala keluarga di Gaza justru kehilangan pekerjaan. Sering kali sepotong rotipun tak pernah bisa mereka rasakan, roti itu justru akan mereka jumpai di syurganya. Kita yang tinggal dinegara yang aman dan damai tanpa konflik, selagi tubuh kita masih sehat dan raga kita cukup kuat upaya yang kita lakukan seharusnya bisa lebih dari sekedar repost, berikan seluruh usaha kita untuk saudara kita di Palestina, sebarkan, suarakan, gemparkan, dan viralkan semua info tentang palestina, jangan pernah merasa lelah dan, jangan pula merasa tak pantas. Karena kemanusiaan tidak memandang siapa kita tapi dimana posisi kita. Kita semua memang benar bukan orang Palastina. Namun kita akan berdiri besama Palestina.
Sering kali kita melihat pres dan media masa terkait postingan yang memperlihatkan penderitaan Palestina, kita melihat banyaknya yatim piatu yang berjuang sendiri disana tanpa didampingi oleh kedua orang tuanya, bahkan diantara mereka harus berjuang hidup sebatang kara. Lantas, masihkan melupakan syukur atas apa yang Allah berikan kepada kita. Melihat mereka mengantri makanan dengan antrian yang panjang, sekilas hanya makanan yang mereka nantikan. Namun yang terjadi sebenarnya mereka semua sedang mengantri menuju syurganya. Ditengah antrian yang panjang dengan cuaca yang sangat terik. Mereka masih sanggup saling menghibur dan memberikan arti sebuah keimana. Mungkin kita semua akan menangis dan kasihan melihat penderitaan warga di jalur Gaza, namun sebenarnya yang perlu dikasihani diri kita sendiri, karena tidak bisa menyamai keyakinan, ketangguhan, keteguhan, ketabahan, serta keimanan mereka.
Menghitung hari lagi menjelang Ramadhan, begitu berbeda dengan tahun-tahun lainya, kini kehancura sedang terjadi, disaat semua muslim di dunia sedang berlomba-lomba mempersiapkan ibadah terbaik dan menyambut bahagianya Ramadhan, sementara di Gaza tidak demikian. Padahal ditahun-tahun sebelumnya Ramadhan di Gaza Palestina begitu indah dan damai bersama keluarga yang lengkap dan hangat menemani setiap waktu di bulan terbaik. berpuasa tanpa berbuka akankah menjadi definisi ramadhan bagi Gaza, tak perlu cari-cari ide masakan sahur dan berbuka. Karena menu yang tersedia hanya rumput dan jerami. Marilah kita semua berdoa semoga saat Ramadhan tiba Allah mengizinkan saudra kita di Palestina bisa merasakan sahur dan berbuka dengan makanan yang lebih layak. Amin…