Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan pendidik dan peserta didik secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang pendidik lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman peserta didik.
Proses pembelajaran merupakan proses dimana peserta didik menerima pemahaman yang ingin ditanamkan oleh pendidik, pemahaman ini memiliki arti peserta didik mengerti dengan apa yang disampaiakan dalam proses pembelajaran berlangsung, maka dalam hal ini pendidik harus menyajikan proses pembelajaran yang bermakna dan konsep yang berkepanjangan.
Kenyataannya peserta didik ketika memasuki pembelajaran di kelas II, mereka bingung akan banyaknya penanaman konsep tentang mata pelajaran matematika. Dari memahami kalimat matematika, prosedur penyelesaian sampai hasil yang diharapkan harus runtut dan sesuai. Mereka seperti menyerah ketika menghadapi pembelajaran matematika terutama materi perkalian yang harus mereka fahami ketika memasuki tematik tema 2. Pada awal memasuki proses pembelajaran tematik tema 2, rendahnya peserta didik dalam memahami konsep perkalian dan kemampuan menghitung penjumlahan pun mereka masih kurang teliti. Dalam proses pembelajaran peserta didik cenderung pasif, padahal seharusnya peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dapat berpikir kritis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 pasal 19 dinyatakan bahwa “Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis Peserta Didik.
Berdasarkan hal di atas seorang pendidik harus memahami bagaimana menarik minat peserta didik untuk aktif dan mencari solusi agar pemahaman yang diharapkan pendidik tercipta sehingga tujuan pembeajaran tercapai dengan baik. Dengan ini pendidik mengharuskan memberikan media pembelajaran yang inovatif sehingga dalam proses pembelajaran tercipta PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
Penggunaan media pembelajaran yaitu lubang perkalian, lubang perkalian ini merupakan media pembelajaran yang pendidik temukan dan harapannya dapat memberikan kemudahan dan pengalaman baru bagi peserta didik dalam memahami konsep perkalian dengan praktik langsung. Dengan lubang perkalian pembelajaran dikemas seperti bermain tetapi tanpa sadar mereka belajar memahami konsep perkalian. Lubang perkalian sebagai salah satu alternatif solusi bagi pemahaman peserta didik terhapad konsep perkalian yang merekaa anggap sulit untuk difahami. memainkannya pun sangat mudah, peserta didik cukup menulis angka berapa yang ingin dikalikan. Sebagai contoh 3×4 langkah pertama peserta didik memasukkan ke 3 lubang masing-masing 4 sedotan, setelah itu peserta didik membuka kotak dan menghitung seluruh sedotan yang telah dimasukkan.