Oktober 12, 2024 01:54

Sayangi Aku Apa Adanya, Bunda
March 6, 2024

Penulis :

Fil

Sayangi Aku Apa Adanya, Bunda

Masih ingatkah Bunda ketika menjadi anak-anak. Coba kita merenung sejenak apa yang kita alami dan lakukan ketika kita menjadi anak-anak. Mungkin dulu kita suka bermain, banyak bergerak tak bisa diam, suka meniru, suka menentang, dsb.

Ada perubahan karakter sejalan dengan perubahan usia anak. Agresivitas, misalnya muncul pada tahun ke 2 dan ke 3. Pada usia 4 tahun seharusnya karakter ini telah dapat diarahkan. Agresivitas ini seperti suka melempar, memukul, mencakar, mendorong, dan lain sebagainya. Orang tua yang tidak memahami fase ini sering mengecap anaknya dengan sebutan ‘nakal’. Padahal tidak demikian ia melakukannya belum dengan emosi atau niatan menyakiti. Agresivitas itu merupakan salah satu dari cara ia mencoba bersosialisasi, berinteraksi, berkenalan, dan melihat respons orang lain. Tanggapan yang tidak tepat dari orang di sekitarnya akan membuat anak melanjutkan sifat ini lebih lama.

Diantara rahasia membentuk keutuhan pribadi anak adalah ‘penerimaan’. Anak-anak terlahir dalam keadaan fisik yang tidak pernah dipilihnya atau dipilihkan orang tuanya. Takdir, begitulah adanya Allah menciptakan mereka. Orang tua layak menerima dan menyayangi tanpa memandang jenis kelamin dan wujud fisik sang anak.

Sering kita saksikan orang tua yang mengolok-olok fisik anaknya, seperti si endut, si kurus, si keriting, si pesek, si hitam…. bahkan banyak orang tua yang malu membawa atau mengenalkan anaknya, padahal anaknya terlahir sempurna.

Di awal kehidupan, anak belajar tentang citra diri dari lingkungannya. Ia harus meyakini bahwa untuk dapat diterima dan disayangi oleh orang tuanya, seseorang tidak harus terlahir dalam keadaan sempurna. Ia harus meyakini bahwa ia ‘istimewa’ bagi orang tuanya. Ini bagian dari membangun kepercayaan terhadap takdir dan kasih sayang Allah.

Untuk menghadirkan perasaan bahwa ia istimewa, pikirkankanlah hal-hal berikut.

Berapa banyak orang tua harus membayar mahal untuk memperoleh seorang anak. Program bayi tabung sering mencapai ratusan juta rupiah padahal belum tentu berhasil dari awal sampai akhir. Bukankah Allah ‘memberikannya’ begitu saja bagi Anda? Ia telah menjadi ‘pilihan’ ketika berjuta sperma hanya satu yang menjadi putra Anda.

Berapa banyak ibu yang mengalami keguguran pada awal kehamilannya sedangkan Allah telah menjaganya selama sembilan bulan. Berapa banyak bayi yang meninggal dalam proses kelahiran dan ia telah ‘berjuang bersama’ Anda untuk terlahir ke dunia.

Mungkin anda adalah ibu yang mengalami saat-saat berat kehamilan. Mungkin Anda mengalami kesulitan dalam persalinan, begitu sulitnya sampai dalam keadaan antara hidup dan mati. Setelah sembilan bulan lebih dan semua ‘peristiwa bersejarah’ itu, adakah ia tidak istimewa?

Ia sangat istimewa!

Mungkin ia tidak tahu betapa berartinya ia bagi Anda. Ungkapkanlah penerimaan dan penghargaan ini untuk membangun keyakinan positif dalam diri anak.

Peluklah dia dan bisikkan

Anakku engkau adalah mutiaraku

Harta yang paling berharga untukku

Engkau adalah anugerah terindah dari Allah untukku

Engkau adalah dambaan dan harapan umi

Semoga Allah membaguskan akhlakmu

Menjadikanmu anak yang sholih dan sholihah penyejuk mata kami melihatnya.

 

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

October 11, 2024

Populer