Bagaimana menyeimbangkan akil dan baligh pada pemuda?
Sejalan dengan perjalanan hidup yang penuh tantangan, penting bagi pemuda untuk menemukan keseimbangan antara kedewasaan akal dan tanggung jawab baligh. Menyeimbangkan antara akil dan baligh pada pemuda memiliki manfaat yang sangat penting, antara lain :
Yang pertama Keseimbangan Mental-Emosional, bagaimana menggabungkan akal dan tanggung jawab baligh membantu pemuda mengembangkan keseimbangan mental dan emosional, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Yang kedua Keputusan yang Bijaksana, dengan memiliki pemahaman yang baik tentang akal dan tanggung jawab, pemuda dapat membuat keputusan-keputusan yang lebih bijaksana dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal pendidikan, karier, atau hubungan sosial.
Yang ketiga Kematangan Personal, Keseimbangan antara akal dan baligh membantu pemuda untuk mencapai kematangan personal, baik secara mental, emosional, maupun spiritual. Mereka menjadi lebih sadar akan tujuan hidup dan nilai-nilai yang penting.
Yang keempat Pengembangan Karakter, Memadukan akal dan tanggung jawab baligh membantu pemuda membangun karakter yang kuat, termasuk kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial.
Yang kelima Kontribusi Positif pada Masyarakat, Pemuda yang mampu menyeimbangkan akal dan baligh cenderung lebih mampu memberikan kontribusi positif pada masyarakat, baik melalui karier, keterlibatan dalam kegiatan sosial, atau dukungan terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian, menyeimbangkan akil dan baligh pada pemuda bukan hanya menguntungkan secara individual, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Lalu Bagaimana menyeimbangkan akil dan baligh pada pemuda, selaku kita sebagai pendidik yang kadang kita tidak mengetahui latar belakang pemuda tersebut?
Maka yang bisa kita lakukan sebagai seorang pendidik atau guru juga orang tua untuk menyeimbangkan akil dan baligh adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan Memenuhi tumbuh kembang anak pada usia :
0 – 7 tahun adalah dengan stimulasi
8 – 14 tahun adalah dengan simulasi
15 – 18 tahun adalah dekatkan dengan realita kehidupan.
2. Melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching dan atau restitusi yaitu dialog positif dengan anak.
3. Membantu mengarahkan anak untuk membuat roadmap masa depan sendiri, dan roadmap berbeda dengan cita-cita.
4. Meluangkan waktu dan menjadwalkan secara rutin untuk sesi sharing dan dialog terkait roadmap yang sudah dibuat oleh anak.
5. Membuat rencana program yang bersifat outdoor misalnya olahraga, backpacker, pramuka, ekskul, dan lainnya untuk membentuk ketangguhan anak.
6. Mendorong untuk aktif dalam kegiatan organisasi atau kepanitiaan agar terlatih untuk menyelesaikan masalah atau problem solving
7. Bangun kelekatan dan kedekatan dengan anak atau bonding yang kuat, agar terjadi transfer kebaikan dari pendidik atau guru dan orang tua kepada anak secara alami karena anak menjadikan pendidik atau guru dan orang tua sebagai idola dan teladan.
8. Mendoakan yang tulus kepada anak dengan menyebut namanya di dalam doa-doa kita.
Demikian 8 cara agar kita sebagai pendidik atau guru dan orang tua dapat menyeimbangkan kebutuhan aqil dan baligh anak-anak kita, semoga bermanfaat, wallahu a’lam bis showaab.