Desember 5, 2024 08:43

Sebagian dari Kunci - kunci untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an
April 1, 2024

Penulis :

ARIF SUYUTI
Unit/jenjang SMAIT

Pertanyaan Pemantik …

Apa yang anda dapatkan dari alqur’an selama pengalaman anda menjadi seorang muslim?
Apakah alqur’an hidup dalam percakapan anda dengan orang lain?, atau minimal alqur’an menjadi pihak ketiga ketika anda menjadi pembicara sekaligus pendengar dalam rutinitas dialog yang selalu terjadi diatas podium kepala dan dada anda?
Apakah bacaan alqur’an anda berkesan dalam diri anda sebagaimana bacaan miscellanea anda sudah merubah dan membentuk diri anda menjadi siapa anda sekarang ini?
Apakah anda sudah merasa sedang berdialog dengan SIAPA, ketika anda membaca atau mendengar alquran?
Sudahkah kritikan alquran meruntuhkan kebanggaan anda sebagai karakter egosentris dengan bertubu-tubi, dan lagi dan lagi (karena memang seperti itulah tabiat manusia untuk berbuat dosa terus menerus dan berangsur semakin besar)
Apakah alquran hanya formalitas anda dalam sumpah jabatan(sejak kapan?), menjadi pajangan etalase rumah anda, status profil, atau bahkan kartu kredit sarcasm serta cibiran anda yang unlimited mungkin?
Atau jangan-jangan alqur’an sudah berubah menjadi media pencitraan anda, menjadi topeng anda, menjadi pedang anda yang terhunus yang siap menebas rival anda, menjadi nilai tukar kepentingan anda, strategi pemasaran dan revenue potensial, dan instrument basa-basi lip-service alih-alih sebagai ideologi konstitutif.
Saudaraku seiman … yang dimuliakan Alloh.

Kita sering mengklaim bahwa Alloh adalah tujuan kita yang tertinggi, tapi sering kita tidak perhatian dengan nasihatNya.  Kita sering mengklaim bahwa rasululloh SAW adalah figure kita, tapi kita sering menyelisihi ajarannya. Kita sering menukil kisah sukses dakwah para sahabat RA, tapi kita malas untuk menapaki jalan pilihan mereka. Ada apa ini?, ada apa dengan kita?. Apakah kita takut tersisih, takut kalah, takut tidak dapat bagian, takut stigma/dicela , takut sendirian sebagaimana takut sindiran, takut tidak popular, taku tidak punya follower, takut kaya, takut hidup atau takut masuk surga?. Mungkin itu sebagian paranoia yang merepresentasikan phobia kita yang sangat lumrah namun susah diakui, plus ngrepoti kejernihan akal kita dalam menyusun argumentasi obyektif , biasalah kan… kita kan masyarakat literasi yang terdidik untuk menyusun alasaan yang rumit dan kompleks.

Saudaraku seiman … Untuk mengatasi masalah ini mari kita dengarkan nasehat para ulama tentang bermuamalah dengan alquran, agar kita bisa mengambil faedah dari apa yang sering secara tendensius kita abaikan yaitu alquran. Untuk kemudian menempatkan alquran di maqom yang semestinya dalam dalam fikroh dan amaliyah kita, sebagai individu, sebagai anggota masyarakat dalam satu bingkai yang tunggal yaitu hamba Alloh SWT.

Maka kita awali dengan bismillah wal hamdu lillah wassholatu wassalam ‘ala rasulillah, wa ba’du.

(وَآخَرونَ اعتَرَفوا بِذُنوبِهِم خَلَطوا عَمَلًا صالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَن يَتوبَ عَلَيهِم) [١٩] نحن منهم

Saudara seiman … bertakwalah kepada Alloh niscaya engkau akan bahagia.

1. Seorang muslim wajib memiliki pandangan yang komprehensif terhadap Al-Qur’an
Ini adalah titik tolak dasar tumbuhnya rasa keinginan dan tertarik untuk memahami dan merenungkan Al-Qur’an serta menerima ajarannya. Sebab tanpa pandangan ini bagi kita alquran hanya akan menjadi buku biasa yang bahkan tidak jelas pengarangnya siapa.

Al-Qur’an adalah kitab yang komprehensif, kurikulum hidup yang utuh, yang membawa misi nyata, dinamis dan hidup, membawa pesan peradaban yang aktif bukan pasif, eksistensinya serta pengaruhnya senantiasa berlangsung terus menerus hingga Allah mewarisi bumi dan isinya (kiamat).

Kita pasti tahu kan … siapa bangsa arab sebelum islam dan perubahan mereka setelah menerima dan beristiqomah diatas (al-qur’an) petunjuk islam.

2. Seorang muslim Fokus pada Tujuan asasi dari Al-Qur’an
Persepsi kita yang tepatan dan benar  terhadap Al-Qur’an akan membimbing kita ke arah untuk  berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan baik, memahaminya, dan merenungkan maknanya. Ini memberikan kepada pembaca wawasan tentang tujuan-tujuan pokok Al-Qur’an, tujuan utamanya, dan maksud-maksud umumnya, serta  berusaha untuk  merealisasikannya dalam kehidupan.

(ringkasnya kalau kita ingin menjadi pribadi yang bertakwa maka tidak boleh tidak harus menjadikan alquran sebagai petunjuk, disaat yang sama jika kita ingin menjadikan alquran sebagai petunjuk maka kita harus menjadi orang yang bertakwa)

3. Memperhatikan urgensi dimensi amaliyah (praktikal) dan Dinamis dalam Al-Qur’an
Salah satu ciri Al-Qur’an yang paling jelas adalah “realistis dan dinamis,” dan inilah kunci utama untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an. Kita harus yakin bahwa isi alquran itu adalah petunjuk applicable, bukan wacana (khayalan) yang mustahil tercapai, dan sejarah mencatat hal itu.

Pemahaman yang di dalamnya mencakup pemahaman umum teks, tafsirnya, hukumnya yang khusus dan substantive, serta pelajaran lain dalam Al-Qur’an, ini menentukan pemahaman kita tentang “misi praktis dinamis ” dari Al-Qur’an, dan di dalamnya menjelaskan pesan yang serius tentang tutorial kehidupan yang selalu berkembang sepanjang masa.

(ringkasnya apapun masalah kehidupan ini di era kapanpun dan di belahan bumi manapun solusinya ada di dalam al qur’an, dan diatas segalanya alqur’an adalah aplikasi navigator ke surga yang mulia di masa depan)

4. Menjaga atmosphere teks alquran (menjaga rutinitas tilawah)
Tujuannya adalah agar pesan alquran yang merupakan nasihat illahiyyah secara terus menerus dapat kita akses sehingga misi-misi kita dalam kehidupan ini terus terkontrol. Tapi ini hanya akan secara optimal bisa dicapai oleh seorang muslim yang memahami ilmu alqur’an, bukan ilmu ketrampilan dan kesibukan duniawi yang melalaikan, bukan berarti juga tidak penting dunia ini, tapi realita fakta manusia kebanyakan payah dalam mengkounter godaan dunia.

(ringkasnya kita bisa buktikan, pemuda sekarang apakah lebih perhatian dengan alqur’an dibandingkan dengan perhatian mereka terhadap game, medsos dan entertainment? Meski diembel-embeli pembelajaran. Maka confirm … Tak perlu repot-repot mengadakan proyek riset untuk menjawab pertanyaan sederhana ini.)

5. Memahami alquran sesuai dengan pemahaman para sahabat (ulama mutaqaddimin)
Standar pemahaman dan pengamalan seorang muslim terhadap alquran haruslah bersandar kepada bagaimana para sahabat berinterksi dengan alquran, mengapa?… karena merekalah generasi alquran yang terbaik yang pernah diproduksi oleh kurikulum nabawi, dan hendaklah setiap muslim memiliki keinginan untuk menjadi salah satu diantara mereka para sahabat radhiyalloh anhum.

6. Seorang muslim selalu merasa bahwa setiap ayat alqur’an ditujukan kepada dirinya
Pembaca yang beriman diharapkan untuk melihat Al-Qur’an dari perspektif ini, berinteraksi dengan alquran berdasarkan pemahaman ini, dan membuka gudang harta karun alquran dengan kunci ini. Jika setiap pembaca melakukannya, maka hasilnya adalah upgrade iman, ketaatan, implementasi, dan komitmen mendalam dari refleksi terhadap Al-Qur’an.

Kesalahan yang sering terjadi dari bentuk kesalahan mengambil kesimpulan (sesat pikir/fallacy) adalah ketika seorang oknum muslim melakukan kesalahan, tiba-tiba kesalahan tersebut dimasukkan dalam satu keranjang sampah, bersama alquran.

7. Membaguskan talaqqi dan pemahaman Al-Qur’an
Wajib meyakini bahwa pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an hanyalah semata-mata berasal dari cahaya Allah dan merupakan nikmat-Nya, dari kemurahan dan keutamaan-Nya. Pemahaman, talaqqi, tadabbur makna tafsiran Al-Qur’an adalah pencerahan dan karunia yang diberikan oleh Allah kepada siapa pun dari hamba-hamba-Nya yang layak menerimanya. Namun, cahaya Allah tidak akan mencapai hati yang tertutup oleh penghalang dan rintangan dari berbagai bentuk kemunkaran dan maksiat, jauhilah oleh mu penghalang-penghalang itu, jika kamu berharap alquran akan berbekas optimal pada dirimu.

8. Mencatat pengalaman dan faedah yang terlintas dalam hati perihal makna alquran
Seorang muslim Ketika membaca dan berinteraksi dengan Al-Qur’an, ia akan mendapatkan banyak pengalaman makna dan inspirasi. Petunjuk, dan makna akan muncul di pikiran dan perasaannya. Pembaca akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan, dan pada saat itu, ia akan mengetahui makna hidup. Maka pembaca diharapkan untuk mencatat apa yang ia temukan selama membaca sehingga dia bisa membuka ulang di lain hari dan merefleksi sejauh mana dan apa yang sudah dia capai dalam proses mempelajari alquran.

9. Menguasai Dasar-Dasar Ilmu Tafsir
Para ulama telah mengembangkan ilmu dan pengetahuan dalam upaya berkhidmat terhadap Al-Qur’an, mereka mentadabburidan menafsirkan alquran dengan sebaik-baiknya. Ini termasuk ilmu-ilmu teoritis yang sangat bermanfaat dan membantu kita mencapai pemahaman yang benar. Ilmu-ilmu ini sangat penting untuk digunakan sebagai modal dalam berinteraksi dengan alquran, merenungi, dan mengambil manfaat dari Al-Qur’an.

10. Memurojaah ayat-ayat alquran dan mengupgrade pemahaman maknanya
Al-Qur’an ini tidak akan membuka harta karunnya kecuali bagi mereka yang hidup dengannya, dan tidak akan menyebarkan bayang-bayangnya kecuali kepada mereka yang bergerak bersamanya  dengan hati terbuka. Oleh karena itu, pembaca perlu mengikuti metode yang benar untuk memahami dan berinteraksi dengan Al-Qur’an, serta mengulas kembali secara terus menerus dan teratur ayat-ayat yang telah diketahunya untuk memperdalam pemahamannya.

11. Menyusun Langkah dan jadwal dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an
Untuk membangun komitmen dengan Al-Qur’an, pembaca perlu mengikuti langkah-langkah berikut dengan teratur:

menghadirkan atmosfer lingkungan keimanan dan kesholihan, mendekatkan diri kepada Al-Qur’an secara harfiyah dan amaliyah, membaca tafsir ringkas, membaca tafsir besar yang lebih mendalam, dan kemudian memahami dengan semangat dan kecintaan dalam hati, serta berusaha untuk mengamalkannya.

12. Memetik hasil dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an
Seorang mukmin ketika menjalani hidup  bersama Al-Qur’an dalam perjalanan yang indah dan menyenangkan, tentu harus meninjau apa yang telah dia peroleh darinya. Dia memaknai proses  perjalanan ini, mengetahui sejauh mana keuntungan yang telah diperolehnya bersama alquran, berapa banyak manfaat yang diperoleh, dan seberapa banyak buah faedah dan ragam hikmahnya yang penuh berkah yang telah ia petik dari kebun alquran.

Wallohu waliyy Attaufiq

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 4, 2024

Populer