Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007:2) menyatakan bahwa “Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.” Sementara itu, Klein, dkk. (dalam Rahim, 2007:3) menyatakan bahwa “membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.” Jadi, dapat disimpulkan membaca merupakan kegiatan untuk memahami isi, ide, atau gagasan yang terdapat dalam bahan bacaan. Keberhasilan dalam membaca suatu bacaan dapat dilihat dari tingkat kepahaman terhadap isi bacaan.
Membaca sangat penting bagi semua orang. Dengan membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan, membaca dapat membuat kita lebih rileks setelah beraktivitas seharian, membaca juga mampu membuat kita berimajinasi terhadap alur bacaan, misalnya membaca novel. Namun, kebiasaan membaca pada saat ini sudah mulai hilang. Apalagi kehadiran internet semakin mempermudah kehidupan manusia di zaman sekarang. Padahal, buku lebih menghasilkan bukti yang akurat dibandingkan internet. Mudjito (dalam Sugihartati, 2010:5) menyatakan bahwa “Saat ini sebagian besar anak Indonesia baru sampai pada taraf gemar mendengarkan atau melihat, belum sampai pada taraf gemar membaca.” Selain itu, Sugihartati (2010:8) “Faktor lain yang dianggap sebagai penyebab rendahnya minat membaca adalah kurangnnya peran dan perhatian orang tua dalam membangun iklim yang kondusif untuk menumbuhkan perilaku gemar membaca di kalangan anak-anak mereka. Di Zaman yang serba modern seperti sekarang ini, ada kecenderungan para orang tua umumnya lebih senang membelikan anak-anak mereka permainan elektroni, seperti video game atau game watch daripada memberi buku-buku yang berguna.”
Untuk meningkatkan kegemaran membaca, perlu menjadikan membaca itu sebagai kesenangan. Sugihartati (2010:4) “Membaca untuk kesenangan mengandung pengertian bahwa aktivitas membaca yang dilakukan lebih dikarenakan aktivitas yang dibutuhkan, dilakukan dengan senang, tanpa ada beban untuk melaporkan seperti halnya tugas membaca di sekolah.” Dengan menjadikan membaca itu sebagai kesenangan atau hobi, maka membaca tidak akan menjadi aktivitas yang mebosankan. Bahkan bisa menjadikan seseorang ketagihan untuk membaca, karena merasa membaca suatu hal yang dibutuhkan.
Daftar Rujukan
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suguhartati, Rahma. 2010. Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme. Yogyakarta: Graha Ilmu.