Desember 22, 2024 00:04

Self Development: The Things You Can See Only When You Slow Down
September 15, 2024

Penulis :

Aulia Rahma Sumartha, S.Psi
Unit/jenjang SDIT

The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim, ketika dilihat dari perspektif Islam, memiliki banyak kesamaan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ketenangan, kesadaran, dan keseimbangan dalam hidup. Ajaran Islam juga mendorong kita untuk senantiasa mengingat Allah, bersikap sabar, dan menjaga hubungan yang baik dengan diri sendiri, orang lain, serta lingkungan. Berikut adalah intisari dari buku ini dalam perspektif Islam:

1. Melambat untuk menemukan kedamaian batin. Dalam Islam, kita diajarkan untuk sering-sering merenung dan melakukan introspeksi (muhasabah). Rasulullah SAW sering menyendiri untuk merenung dan beribadah. Konsep melambat dalam buku ini bisa dikaitkan dengan pentingnya berzikir dan mendekatkan diri kepada Allah. Saat melambat, kita dapat lebih mudah menemukan ketenangan batin karena hati kita menjadi lebih dekat dengan Allah. Dengan demikian, kita akan lebih bersyukur dan merasa damai dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengendalikan pikiran dan emosi. Islam sangat menganjurkan pengendalian diri (mujahadah) dan kesabaran (sabr) dalam menghadapi cobaan. Buku ini mengajarkan bahwa banyak masalah yang kita alami disebabkan oleh reaksi kita terhadap keadaan, bukan keadaan itu sendiri. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar. Dengan mengendalikan pikiran dan emosi, kita dapat merespons situasi dengan lebih tenang dan bijaksana, serta mencegah terjadinya tindakan yang dilarang oleh agama seperti marah berlebihan.

3. Pentingnya menjaga hubungan sosial yang harmonis. Islam sangat menekankan pentingnya silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Nabi Muhammad SAW mencontohkan bagaimana berperilaku lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap keluarga, sahabat, dan umat manusia secara umum. Dalam buku ini, Haemin Sunim menekankan pentingnya mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan empati, yang sangat sejalan dengan ajaran Islam untuk berbuat baik kepada sesama dan menjaga persaudaraan (ukhuwah).

4. Menjalani kehidupan dengan mindfulness. Dalam Islam, kesadaran penuh terhadap apa yang kita lakukan sehari-hari merupakan bagian dari keimanan. Contohnya, dalam setiap ibadah seperti sholat, kita diwajibkan untuk khusyuk dan menyadari setiap gerakan serta bacaan. Mindfulness yang dibahas dalam buku ini juga sejalan dengan konsep ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat-Nya, dan jika tidak, yakin bahwa Dia selalu melihat kita. Dengan menjadi lebih sadar akan tindakan dan niat kita, kita akan lebih dekat kepada Allah dan menjalani hidup dengan penuh berkah.

5. Melepaskan kontrol untuk menemukan kebebasan. Islam mengajarkan kita untuk tawakal (berserah diri) kepada Allah setelah berusaha. Haemin Sunim berbicara tentang pentingnya melepaskan kontrol dan menerima hal-hal yang di luar kendali kita. Dalam perspektif Islam, melepaskan kontrol berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah, yang Maha Mengatur segalanya. Dengan tawakal, kita akan merasa lebih bebas dari kekhawatiran dan kecemasan, karena kita yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik untuk kita.

6. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Islam mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan dalam hidup, baik dalam bekerja, beribadah, maupun bersosialisasi. Rasulullah SAW mencontohkan bahwa kita harus bekerja keras, tetapi juga harus memberikan waktu untuk keluarga, diri sendiri, dan ibadah kepada Allah. Buku ini mengingatkan bahwa terlalu fokus pada pekerjaan tanpa memberikan waktu untuk diri sendiri dapat menyebabkan kelelahan. Dalam perspektif Islam, kita diajarkan untuk tidak berlebihan dalam segala hal (wasathiyah) dan senantiasa menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.

7. Kebahagiaan berasal dari dalam, bukan dari luar. Dalam Islam, kebahagiaan sejati berasal dari hati yang tenang dan damai, serta dari keyakinan bahwa Allah selalu mencukupi kebutuhan kita. Buku ini menekankan bahwa kebahagiaan bukan berasal dari pencapaian materi atau status sosial, tetapi dari kedamaian batin. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28). Oleh karena itu, kebahagiaan sejati adalah ketika kita merasa cukup dengan apa yang Allah berikan, dan tetap bersyukur dalam segala keadaan.

8. Menerima ketidaksempurnaan. Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan dengan kekurangan, dan kita tidak sempurna. Oleh karena itu, kita harus belajar menerima diri kita apa adanya dan memohon ampunan serta petunjuk dari Allah. Haemin Sunim juga mengajarkan pentingnya menerima ketidaksempurnaan diri dan kehidupan. Dalam Islam, kita diajarkan untuk terus berusaha memperbaiki diri (islah), tetapi juga menerima bahwa manusia memiliki kelemahan dan hanya Allah yang Maha Sempurna.

Secara keseluruhan, The Things You Can See Only When You Slow Down selaras dengan banyak nilai-nilai dalam Islam, seperti pentingnya introspeksi, pengendalian diri, kesabaran, keseimbangan, dan ketenangan batin. Melalui perspektif Islam, buku ini mengajak kita untuk lebih dekat kepada Allah, menerima segala ketetapan-Nya, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran, syukur, serta ketenangan.

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 21, 2024

Populer