Desember 5, 2024 10:20

Menggapai rahmat Allah Swt. pada bulan Ramadhan
April 1, 2024

Penulis :

Shobirin, Lc
Unit/jenjang SMPIT

Dalam hadits tersebut tidak menyebut rahmat akan diberikan pada bulan Ramadhan, tetapi hanya menyebutkan akan dibukakan pintu-pintunya. Artinya, pada bulan tersebut, tidak semua orang akan mendapatkan rahmat Allah Swt., tapi hanya orang yang mau dan mampu mengambilnya.

Untuk memperoleh rahmat pada bulan Ramadhan, selain melalui ibadah shaum, juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu menebar rahmat (nikmat) Allah Swt. yang ada pada diri kita. Nabi saw bersabda, “Orang-orang penyayang, pasti disayangi Allah. Maka, sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya engkau akan disayangi oleh penghuni langit (HR Abu Daud).

Berdasarkan hadits di atas, jika kita ingin mendapatkan rahmat Allah Swt., khususnya pada bulan Ramadhan, hendaklah kita menebar rahmat Allah Swt. yang ada pada kita kepada makhluk yang ada di bumi ini. Ketika kita memberi makan kepada tetangga yang lapar dan memuliakan anak-anak yatim serta membantu orang miskin, pada hakikatnya kita sedang meraih rahmat Allah Swt.

Jadi, rahmat Allah Swt. tidak berada di langit, tapi di bumi. Rahmat Allah Swt. ada di balik pintu rumah tetangga kita yang kelaparan. Rahmat Allah Swt. ada pada anak-anak yatim dan miskin yang membutuhkan biaya pendidikan. Rahmat Allah Swt. terdapat pada orang-orang yang sedang mendapat kesulitan. Oleh karena itu, jika kita ingin menggapai rahmat Allah Swt. pada bulan Ramadhan ini, bantulah orang yang sedang menghadapi kesulitan, berilah makan orang yang lapar, dan lindungi anak-anak yatim dan miskin melalui harta serta jiwa kita.

Menurut Rasulullah saw, pertolongan Allah sebagai salah satu bentuk rahmat-Nya terdapat pada orang yang sedang ditimpa kesulitan dan kesusahan. Sebagaimana sabdanya, “Dan Allah akan senantiasa menolong hamba sepanjang hamba tersebut menolong saudaranya.” “Barang siapa membebaskan seorang Muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan di hari kiamat.” (HR Muslim)

Untuk meraih rahmat Allah Swt. pada bulan suci ini, tidak cukup hanya dengan berpuasa dan berdoa menengadahkan tangan ke langit sambil menangis, tapi yang lebih penting dari semua itu adalah adanya kepedulian kita terhadap sesama. Berdoa dan berzikir sambil menangis tidak akan mendatangkan rahmat Allah jika berbarengan dengan itu kita membiarkan orang di sekitar kita kesusahan.

Oleh karena itu, pantas kalau Rasulullah SAW mendorong orang berpuasa pada bulan Ramadhan untuk meningkatkan amal salehnya. Bahkan, Rasulullah SAW mengiming-imingi pahala yang berlipat ganda bagi siapa saja yang beramal saleh pada bulan Ramadhan.

Dalam khutbah menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah bersabda, “Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.”

Sahabat-sahabat lain bertanya, “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan, “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

Tidak hanya mendorong umatnya meningkatkan amal saleh, Rasulullah saw pun melakukannya. Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307)

Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Al juud berarti rajin dan banyak memberi (berderma)” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 291). Jadi maksud hadits adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– rajin memberi sedekah pada orang lain di bulan Ramadhan.

Ibn Rajab also mentioned, “In the Prophet sallallahu ‘alaihi wa sallam accumulated various kinds of generous qualities. He was fond of giving back with his knowledge and possessions. He also sacrificed his life to fight for his religion. He also benefited the people by taking various ways. The form of benefit he gives is to feed the hungry, counsel the ignorant, fulfill the hajat and lift the difficulties of those in need.” (Lathaif Al-Ma’arif, p. 293).

On another page of Lathaif Al-Ma’arif (p. 295), the spirit of the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) to give alms was even greater in Ramadan than in any other month.

So to achieve the mercy of Allah SWT. in Ramadan is not enough only through individual worship, such as prayer, prayer, or remembrance, but must be accompanied by doing social worship in the form of concern for others. Wallahu’ alam bishshowab. Hope it is useful.

TAGS

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Terkini

December 4, 2024

Populer